Bisnis.com, JAKARTA - Israel menggunakan amunisi fosfor untuk menyerang pemukiman di lembah Sungai Wazzani di Lebanon.
Serangan Israel tersebut menjadi serangan balasan setelah Hizbullah yang berbasis di Lebanon menyerang pemukiman Israel di Galilea Barat.
Al-Wataniya melaporkan, serangan Israel tersebut diikuti oleh kebakaran di kebun zaitun dan hutan, yang menyebabkan adanya korban yang dilaporkan dari kalangan warga sipil.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Lebanon, lebih dari 60 warga sipil telah tewas di Lebanon Selatan akibat serangan udara Israel sejak pecahnya eskalasi pada Oktober 2023.
Melansir TASS, sejauh ini Hizbullah telah kehilangan 226 pejuangnya dan lebih dari 1.000 rumah hancur dan 8.000 lainnya rusak.
Selain itu, jumlah pengungsi telah mencapai sekitar 80.000 orang, dan kerugian ekonomi Lebanon diperkirakan mencapai US$1,5 miliar atau Rp23,5 triliun.
Baca Juga
Komando tentara Israel sebelumnya menyatakan telah memperkuat kelompok pasukannya di sepanjang perbatasan Lebanon dengan mengerahkan kendaraan lapis baja dan lebih banyak personel militer di sana.
Konvoi tank dan pengangkut personel lapis baja Israel dikerahkan ke daerah perbatasan Galilea Atas pada Kamis (29/2/2024). Sementara itu, kelompok militer dari partai Syiah Hizbullah sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas penembakan Goren dan Eilon di Israel Utara.
Sebuah buletin militer yang diunggah di saluran Telegram mengatakan bahwa para pejuangnya menggunakan beberapa peluncur roket untuk menembaki Israel.
Rudal Falaq-1 diluncurkan oleh milisi Syiah di wilayah benteng Jel al-Alam, Ramta, Ruweisat dan Tell-Kubra. Namun, tidak ada rincian yang diberikan mengenai konsekuensi dari serangan tersebut atau jumlah korban di antara pasukan Israel.