Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim telah melancarkan serangan udara baru terhadap sasaran Hizbullah di Lebanon.
IDF menyatakan bahwa sel teroris di daerah Blida di Lebanon Selatan terkena tembakan tank dari serangan pasukan Israel tersebut.
“Beberapa saat yang lalu, jet tempur menyerang pos peluncuran tempat teroris Hizbullah beroperasi, serta pos pengamatan Hizbullah di wilayah Blida dan Meiss El Jabal di Lebanon Selatan,” katanya, dilansir TASS, Senin (5/2/2024).
Menurut IDF setelah serangan itu, sirene peringatan serangan udara terdengar di sejumlah wilayah di Israel Utara.
"Sejumlah peluncuran yang melintasi dari Lebanon ke wilayah Israel teridentifikasi. Sebagai tanggapan, IDF menyerang kembali," ujarnya.
Hizbullah sebelumnya menegaskan bahwa tidak akan menyetujui gencatan senjata di perbatasan Israel-Lebanon sampai ada gencatan senjata di Jalur Gaza.
Baca Juga
Selain itu, Hizbullah juga telah menolak usulan Amerika Serikat (AS) untuk memindahkan pasukannya beberapa kilometer dari perbatasan.
Juru Bicara Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) Andrea Tenenti mengatakan bahwa kesalahan dalam perhitungan dapat berpotensi memicu konflik yang lebih luas dan sangat sulit dikendalikan.
Menurutnya, risiko konflik bersenjata skala penuh antara Israel dan Hizbullah mungkin menjadi konsekuensi yang tidak terelakkan dari konflik antara Israel dan Hamas.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah telah memperingatkan bahwa gerakan tersebut siap melakukan perlawanan tanpa batas jika Israel memulai pertempuran skala penuh.
Menurut media Lebanon Naharnet, lebih dari 2.000 proyektil dan 350 drone kamikaze telah diluncurkan dari Lebanon menuju Israel, sejak 8 Oktober 2023.
Akibatnya, 12 prajurit dan 7 pemukim tewas, serta 170 luka-luka. Sedangkan, di Lebanon Selatan, 39 warga sipil telah menjadi korban serangan Israel sejak eskalasi dimulai dan selama operasi perbatasan unit Hizbullah telah kehilangan 173 militan.