Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengungkap kondisi terkini warga negara Indonesia (WNI) yang berada di negara yang berkonflik di Timur Tengah.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha mengatakan pihaknya terus melakukan monitoring terhadap situasi yang ada di Timur Tengah, untuk mengantisipasi jika terjadi eskalasi yang membahayakan keselamatan WNI di luar negeri.
"Dari sisi statistik dapat kita sampaikan bahwa ada 2 warga negara kita yang tinggal di Gaza, kemudian di Lebanon ada 222 WNI, kemudian di Yaman ada 4.866 WNI," katanya kepada awak media, saat Press Briefing di Kemlu RI, Senin (5/2/2024).
Dia menyampaikan bahwa untuk wilayah Lebanon, KBRI Beirut telah menetapkan Lebanon Selatan dalam status Siaga 1, dan wilayah Beirut dan sekitarnya status Siaga 2.
"Ini memang situasinya up and down di wilayah Lebanon Selatan, ada 49 warga negara kita yang tinggal di Lebanon Selatan, dalam beberapa waktu yang lalu KBRI Beirut telah melakukan relokasi WNI kita yang ada di Lebanon Selatan ke shelter yang ada di KBRI," ujarnya.
Meski begitu dia menjelaskan, jika situasi sudah agak membaik, maka WNI di KBRI Beirut akan kembali lagi ke Lebanon Selatan, tentunya itu dikembalikan kepada keputusan dari masing-masing WNI.
Baca Juga
Selanjutnya, dia menjelaskan bahwa untuk di wilayah Yaman dari 4.866 WNI, 47 di antaranya tinggal di wilayah-wilayah rawan yang dikuasai oleh Houthi, yang menjadi sasaran juga serangan dari negara yang lain, utamanya yang ada di Sana'a, dan di Hudaida.
Kemudian, secara khusus dia juga menyampaikan kondisi terkini 2 relawan WNI yang hingga saat ini masih menetap di Gaza.
"Mungkin teman-teman sudah aware bahwa total di awal ketika konflik terjadi tanggal 7 Oktober ada 10 warga negara kita yang tinggal di Gaza, dan kemudian kita telah berhasil melakukan evakuasi 8 WNI di antaranya dalam tiga gelombang," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa masih ada 2 WNI yang memilih untuk tetap tinggal di Gaza, adapun relawan Mer-C atas nama Farid dan Reza.
"Kondisi mereka ya walaupun mereka memilih untuk tetap tinggal kita terus memonitor kondisi mereka, kita terus menjalin komunikasi dengan mereka, bahkan pada hari ini jam 01.00 Waktu Indonesia Barat kita terus berkomunikasi kondisi mereka dalam situasi yang baik, walaupun situasi di sana memprihatinkan," ucapnya, Senin (5/2/2024).
Judha menjelaskan bahwa kedua relawan Mer-C tersebut baru saja sakit, sempat demam namun saat ini sedang dalam masa pemulihan. Selain itu, situasi di Gaza Selatan di wilayah Khan younis juga semakin memprihatinkan.
"Logistik semakin terbatas di sana dan kemudian suhu musim dingin juga sangat-sangat rendah sekitar 5 derajat Celcius di sana. Kita terus lakukan monitoring untuk memastikan mereka tetap dalam kondisi yang baik," tambahnya.