Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan imbauan terkait potensi perbedaan penetapan awal puasa Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi.
Imbauan tersebut disampaikan Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, melalui Surat Edaran (SE) No.1/2024 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idulfitri Tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi.
Dalam SE tersebut, Menag mengimbau agar seluruh Umat Islam untuk tetap menjaga tali persaudaraan antar umat muslim (ukhuwah islamiyah) dan toleransi.
"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi," tulis Yaqut dalam edarannya, dikutip Senin (4/3/2024).
Selain itu, dalam melaksanakan ibadah Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 2024 Umat Islam juga diimbau untuk tetap berpatok pada syariat islam dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.
Sebagaimana diketahui, Organisasi Islam Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1445H akan jatuh pada 11 Maret 2024 dan Hari Raya Idulfitri akan jatuh pada 10 April 2024.
Baca Juga
Keputusan informasi tersebut disampaikan oleh Sekretaris Pemimpin Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti pada (20/1/2024) melalui Konferensi Pers di Kantor PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta.
Berbeda dengan Muhammadiyah, organisasi Islam terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama (NU) baru akan menetapkan keputusan 1 Ramadan pada akhir 29 Syaban 1445 H atau 10 Maret 2024.
Kendati demikian, mengutip informasi yang dibagikan dalam laman NU Online, penetapan 1 Ramadan oleh NU akan dilakukan melalui sistem rukyatul hilal.
Di mana, posisi hilal baik dari sisi tinggi maupun elongasinya diprediksi belum memenuhi ketentuan. Sehingga 1 Ramadan diprediksi tidak akan jatuh pada 11 Maret 2024, melainkan pada 12 Maret 2024.
Sementara itu, pemerintah melalui Kemenag baru akan melaksanakan sidang isbat penetapan awal Ramadan pada 10 Maret 2024. Penentuan ini bertepatan dengan 29 Syaban 1445 H dan dilakukan pemantauan hilal di 134 titik di seluruh Indonesia.