Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku tidak terima dijuluki sebagai ‘jendral mencla-mencle’ oleh calon presiden alias capres Ganjar Pranowo.
Luhut mengungkapkan dia memiliki alasan kuat untuk mendukung calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto karena keduanya memiliki pandangan yang sama dalam konteks bernegara.
“Ndak pernah saya mencla-mencle. Dari dulu saya dengan Prabowo memang suka ada perbedaan, tetapi kami satu hal, masalah NKRI ini kami tidak pernah beda,” ujarnya dikutip melalui Youtube Kompas TV, Minggu (11/2/2024).
Dalam dialog di program ROSI tersebut, Luhut juga mengaku bahwa dukungan yang diberikannya kepada Menteri Pertahanan (Menhan) RI tersebut murni karena persamaan visi.
Oleh sebab itu, dia menampik bahwa aksinya untuk turun ke lapangan dalam mendukung pasangan calon (paslon) itu lantaran ada hal genting terkait dengan suara yang belum aman bagi Prabowo-Gibran memenangkan pemilihan umum (pemilu) dalam satu putaran.
Luhut mengklaim berdasarkan mahadata (big data) yang dimilikinya, pasangan nomor urut 02 itu telah meraih 150 juta suara.
Baca Juga
“Karena kami punya big data ini kan grab 150 juta suara ya, percakapan. Kami bikin dari 2014, 2019, itu sangat akurat, bedanya paling nanti dengan quick count mungkin less than one percent,” ucapnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan dukungannya kepada Prabowo Subianto itu, sebab Luhut merupakan bagian dari pemerintahan Presiden Jokowi.
Maksudnya, Luhut meyakini hanya Prabowo yang akan melanjutkan program-program dari pemerintahan Presiden Ke-7 RI itu.
“Saya tidak mau kalau program ini tidak jalan ke depan. Kalau tidak jalan, dan saya tahu itu bisa tidak jalan kalau tidak dilakukan oleh presiden yang ingin juga sepaham dengan kita, ya kasihan negeri ini,” pungkas Luhut.
Sebelumnya, Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyinggung tiga jenderal purnawirawan TNI yang tak konsisten alias "mencla-mencle", sebab mendukung capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.
Adapun, ketiga jenderal yang dimaksud adalah Jenderal (purn) Wiranto, Jenderal (purn) Luhut Binsar Pandjaitan, dan Jenderal (purn) Agum Gumelar. Mengingat, ketiganya pernah menolak Prabowo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, karena dinilai memiliki rekam jejak militer yang buruk.