Melansir dari NU Online, berikut sejarah Salawat Asyghil yang dicetuskan oleh cucu Rasulullah SAW urutan kelima.
Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo merupakan suami dari Fatimah Az-Zahra putri Rasulullah.
Imam Jafar dikenal dengan nama Jafar Ash-Shadiqm yang merupakan induk sanad dari Abu Hanifah (pendiri Madzhab Hanafi) dan Imam Malik bin Anas (pendiri Madzhab Maliki).
Penelusuran tentang sholawat Asyghil ternyata tertulis dalam kitab Al-Kawakibul Mudhiah fi Ash-Shalati Ala Khairil Bariyyah atau dalam bahasa Indonesia bermakna “Gemintang Gemerlap dalam bershalawat kepada Sebaik-baiknya Kebaikan/ Rasulullah”.
Kitab ini merupakan karya Habib Ahmad bin Umar bin Ahmad bin Aqil bin Muhammad bin Abdullah bin Umar Al-Hinduan al-Baalawi.
Kala itu, Imam Jafar Ash-Shadiq yang melatar belakangi penggunaan kata (الظَّالِمِيْنَ بِالظَّالِمِيْنَ) karena beliau menjadi incaran orang banyak.
Baca Juga
Dzurriyah keturunan Rasulullah SAW memang memegang sebuah peran besar dalam sistem pemerintahan masa itu, oleh karenanya Imam Jafar Ash-Shadiq memohon pertolongan Allah melalui Sholawat Asyghil agar terlepas dari jeratan masalah politik yang pelik.
Beliau tidak ingin orang-orang yang baik atau masyarakat umum mendapat Imbas pertikaian politik para elit kerajaan.
Dengan menggunakan وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِينَ, diharapkan kekacauan segera berlalu dan menyelamatkan orang-orang baik dari kekacauan.