Bisnis.com, JAKARTA — Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memiliki program untuk memperkuat ekonomi usaha petani. Adapun, program tersebut dikatakan sebagai motor utama untuk mencapai kedaulatan pangan (food sovereignty) dan kesejahteraan petani.
Hal tersebut dinyatakan dalam dokumen visi-misi pasangan nomor urut ketiga tersebut, di mana pangan juga menjadi salah satu tema debat cawapres pada malam ini, Minggu (21/1/2024).
Adapun pada akhir 2029, mereka menargetkan bahwa sektor pertanian akan tumbuh rata-rata sekitar 4,5%.
Secara lebih rinci, berikut komitmen yang akan dilakukan dari pasangan nomor urut ketiga tersebut untuk memperkuat ekonomi usaha petani:
Pertama, pasangan tersebut berkomitmen untuk meningkatkan akses dalam penguasaan dan pemilikan, dan penggunaan lahan produktif sektor pertanian. Adapun, hal ini khususnya bagi keluarga petani kecil dengan mempercepat pelaksanaan Program Reforma Agraria.
Kemudian, pasangan tersebut juga berencana untuk menyempurnakan skema penjaminan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) atas gabah kering sebesar 25% di atas biaya pokok produksi agar petani dan keluarga tani dapat memperoleh keuntungan.
Baca Juga
Ganjar-Mahfud juga menyatakan janji akan meningkatkan ketersediaan benih, pupuk, anti-hama dan alat produksi pertanian yang tepat guna, tepat sasaran dan ramah lingkungan, yang terjangkau dan memadai, lewat pembentukan bank benih lokal dan pelatihan untuk penyediaan pupuk dan anti-hama organik secara mandiri.
Berikutnya, pasangan tersebut berkomitmen untuk melakukan reformasi subsidi pupuk agar tepat sasaran, dengan mengubah menjadi transfer tunai langsung.
Mereka juga berencana untuk memberikan perlindungan, yakni perlindungan usaha tani secara terintegrasi dari hulu ke hilir, dan memberikan perlindungan dan pendampingan petani inovatif dan mandiri, serta memberikan insentif bagi mereka yang menyertakan pengawasan konstruktif atas dampak bagi lingkungan hidup, kesehatan dan usaha tani.
Adapun, penguatan program pendampingan petani juga akan dilakukan dengan melibatkan Perguruan Tinggi. Hal ini termasuk dengan merevitalisasi peran Penyuluh Pertanian.
Lalu, pasangan tersebut juga akan meningkatkan penggunaan teknologi. Teknologi tersebut nantinya akan berperan dalam produksi, pasca panen, transportasi, logistik, untuk mengurangi food loss, food waste, dan meningkatkan nilai tambah produk melalui hilirisasi.
Terakhir, mereka juga berkomitmen untuk mendorong penguatan kelembagaan petani. Hal ini khususnya untuk membentuk koperasi dan usaha bersama, dan membentuk ekosistem usaha pertanian yang sehat dan adil.