Bisnis.com, JAKARTA - Goenawan Mohamad memberikan penjelasan versinya terkait Prabowo Subianto yang dianggap kewalahan dalam debat ketiga Capres.
Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, dianggap kewalahan menghadapi pertanyaan dan sanggahan dari Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di debat ketiga Capres, Minggu 7 Januari 2024 lalu.
Founder dari Drone Emprit and Media Kernel Indonesia Ismail Fahmi merilis top isu tiap calon presiden (capres) di Twitter, pasca debat ketiga akhir pekan kemarin.
Berdasarkan isu top Twitter, Prabowo dinilai berhasil memberikan serangan ke Anies Baswedan soal standar etika. Sentimen positif terhadap Prabowo hanya 40 persen, 54 persen negatif.
Dia juga menaikkan diksi baru "omon-omon" yang ditanggapi secara jenaka, karena salah bicara, yang seharusnya "omong-omong".
Namun sisi negatifnya, dia banyak dikritik karena mudah terpancing, bicara soal "omon omon" dan kerap memotong pembicaraan.
Baca Juga
Serangan demi serangan dialamatkan kepada Prabowo, ekspresi mantan jenderal tersebut viral dan jadi perbincangan di Twitter.
Banyak netizen yang menganggap, Prabowo kalah debat karena hanya menangkis serangan yang dilakukan paslon lain.
Namun, Goenawan Mohamad memiliki teorinya sendiri soal respons debat yang dilakukan Prabowo.
Menurutnya, Prabowo memang tak pernah dididik di dunia akademis dan tidak pernah memimpin organisasi seperti yang terjadi pada Ganjar dan Anies.
Sejak muda, Prabowo sudah terjun ke dunia militer sebagai garda depan pertahanan Republik Indonesia.
"Kekurangan Prabowo dlm debat: ia tidak dididik di dunia akademis dan tak pernah mimpin organisasi mahasiswa. Di kalangan ilmu, debat itu mesti. Dlm organisasi mahasiswa, debat itu praktis menu sehari-hari," tulis Goenawan Mohamad di Twitternya, Selasa 9 Januari 2024.
"Ganjar dan Anies mengalami proses jadi dewasa di kampus dan dlm organisasi mahasiswa. Mereka biasa dibantah, Mereka biasa menggugat, mempertanyakan — dan mempertahankan pendapat dgn fakta," ia menambahkan.
Menurut sastrawan Indonesia itu, Prabowo adalah seorang militer tulen yang tak lazim dengan perdebatan.
"Di kalangan militer, hal itu tak lazim. Di sini perintah dan kepatuhan adalah utama. Maka Prabowo tampak kewalahan dalam debat," lanjutnya.