Bisnis.com, JAKARTA - Ganjar Pranowo menyinggung pertemuannya dengan istri mantan Kapolri almarhum Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Imam Santoso, Roeslani atau Merry Hoegeng.
Dia mengatakan bahwa salah satu pesan Merry adalah soal kesederhanaan hingga integritas yang harus dimiliki oleh setiap insan kepolisian.
"Seperti kemudian pada saat saya bertemu dengan Ibu Merry Hoegeng, bagaimana Ibu Merry menceritakan bahwa polisi kita mengayomi dengan kesungguhan, polisi kita hidup dengan sangat sederhana dan mereka punya integritas yang tinggi, sebagai anak polisi saya paham betul ini sesuatu yang sulit dan pasti akan bisa kita lakukan," katanya dalam debat ketiga capres di Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Adapun, pertemuan antara Ganjar dan Merry terjadi pada Senin (27/11/2023) siang. Saat itu, Ganjar mengaku sengaja sowan ke Merry untuk meminta nasehat jelang masa kampanye Pemilu 2024 yang akan dimulai pada Selasa (28/11/2023).
Apalagi, Merry Hoegeng merupakan tokoh Bhayangkari legendaris dan Ganjar juga merupakan anak dari seorang Bhayangkari. Ganjar pun disehati soal godaan-godaan politik.
"Ya nasihatnya, 'Kamu harus kuat, kamu harus serius, akan banyak godaan tapi harus tabah, tetap mendukung'," ujar Ganjar menirukan nasehat Marry di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023).
Baca Juga
Mantan gubernur Jawa Tengah itu sowan ke Marry Hoegeng setelah menghadiri Deklarasi Pemilu Damai 2024 yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Pada kesempatan itu, Ganjar menyatakan pihaknya juga sudah tandatangani komitmen kampanye damai. Oleh sebab itu, dia berjanji akan menuruti komitmen itu.
"Sudah membuat komitmen, tugas kita adalah melaksanakan tata dan komitmen yang sudah kita tandatangani," ujar selesai acara.
Lebih lanjut, Ganjar mengaku sudah siap memulai kampanye. Dia mengatakan dirinya dan pasangannya Mahfud MD akan memulai kampanye dari dua sisi ujung Indonesia.
"Kita memulai besok [kampanye]. Saya di Papua, Pak Mahfud di Aceh," ungkap Ganjar.
Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Imam Santoso dikenal banyak orang karena kiprahnya sebagai polisi yang jujur dan sederhana. Hoegeng merupakan Kapolri ke-5 atau Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian (Menpangak) yang bertugas pada tahun 1968-1971. Dikutip dari laman resmi Polri, Hoegeng diangkat menjadi Kapolri tepatnya pada 15 Mei 1968 setelah Jenderal Soetjipto
Konon, dalam satirenya, Gus Dur menyebut Hoegeng sebagai satu-satunya polisi jujur di Indonesia.
"Hanya ada 3 polisi jujur di negara ini: polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng," ujar Gus Dur.