Taktik Jitu Ganjar- Mahfud Nyalakan Energi Hijau

Paslon Ganjar-Mahfud akan berfokus pada kebutuhan energi terbarukan, sebagai peluang ekonomi
Pasangan capres dan cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD menunjukkan nomor hasil undian pada Rapat Pleno Terbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Capres dan Cawapres Pemilu Tahun 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (14/11/2023). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aa)
Pasangan capres dan cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD menunjukkan nomor hasil undian pada Rapat Pleno Terbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Capres dan Cawapres Pemilu Tahun 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (14/11/2023). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aa)

Bisnis.com, JAKARTA - Pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD akan berfokus pada kebutuhan energi terbarukan, sebagai peluang ekonomi.

Ganjar mengungkapkan bahwa pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) menjadi peluang investasi hijau. Dia mengatakan untuk beralih ke energi hijau, maka dibutuhkan biaya investasi yang besar.

Mantan gubernur Jawa Tengah menuturkan bahwa generator pembaharuan memiliki potensi sekitar 3.700 GW secara bertahap untuk kebutuhan energi dalam negeri sehingga porsi EBT di dalam bauran energi menjadi 25-30% hingga tahun 2029.

"Kami pernah hitung-hitung bersama tim, untuk kebutuhan investasi energi terbarukan, renewable energy, kira-kira sampai Rp1.300 triliun," tuturnya.

Ganjar menegaskan Indonesia harus segera beralih menciptakan energi terbarukan yang mandiri. Menurutnya, Indonesia cenderung tergantung dengan impor minyak.

Hal yang tidak bisa dipungkiri adalah saat Indonesia bergantung pada impor minyak, maka  kondisi tersebut tidak baik, karena harga minyak dunia semakin fluktuatif dan bisa menggerus APBN.

Sebelumnya, pemerintah telah menopang ekonomi hijau dengan menciptakan ekonomi hijau. Pada Juni lalu, pemerintah telah menerbitkan green sukuk ritel sebesar Rp20,8 triliun.

Produk yang diterbitkan adalah Sukuk Tabungan (ST) dengan format Green Sukuk Ritel sekaligus menunjukkan komitmen dan kontribusi pemerintah dalam mengembangkan pasar keuangan Syariah dan juga dalam mengatasi perubahan iklim.

Instrumen keuangan ini juga dinilai sebagai instrumen pembiayaan yang inovatif dan berkelanjutan. Produk instrumen ini bisa membiayai proyek ramah lingkungan. Hal ini diharapkan dapat memitigasi dampak perubahan iklim dan adaptasi atas perubahan iklim yang telah terjadi.

Ganjar menilai program tersebut baik dan perlu dimaksimalkan lebih besar. Tak hanya itu, Ganjar mengatakan Indonesia bisa menjadi negara yang memiliki surplus energi listrik bila kuat dalam ekonomi hijau. Dia optimistis Indonesia bisa mengekspor surplus listrik ke Asean, untuk mewujudkan kemandirian energi Indonesia.

Selain itu, Ganjar dan Mahfud MD juga berkomitmen untuk menciptakan ekonomi hijau melalui desa mandiri energi. Tujuannya, agar desa mampu mendayagunakan sumber energi lokal berbasis energi baru terbarukan untuk memasok kebutuhan energinya sehingga menjadi bagian dari gugus penghijauan ekonomi Indonesia.

Tak berhenti sampai disitu, Ganjar menambahkan untuk memaksimalkan pengelolaan sampah dan limbah yang terintegrasi dan ramah lingkungan agar berkah ekologi dapat terwujud. Sampah akan diubah menjadi peluang tambahan penghasilan alternatif bagi rakyat alias berkah ekonomi (waste to cash). 

Dalam rangka merancang ekonomi sirkuler, Ganjar akan meminimalkan kerusakan sosial dan lingkungan dengan ganyang plastik dan gebrak polusi melalui pendekatan reduce, reuse, recycle, repair, and refabricate (5Rs). Dia optimistis bahwa Indonesia bisa menjadi negara ekonomi hijau terbesar di Asean.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper