Bisnis.com, JAKARTA - Gempa bumi besar dengan kekuatan 7,6 magnitudo melanda Jepang pada Senin (1/1/2024), memicu peringatan tsunami dan imbauan warga setempat untuk mengungsi.
Mengutip Reuters, Senin (1/1/2024), laporan lembaga penyiaran publik NHK menyebutkan tsunami setinggi sekitar 1 meter melanda sebagian pantai di sepanjang Laut Jepang dengan gelombang yang lebih besar diperkirakan terjadi.
Sementara itu, Badan Meteorologi Jepang telah mengeluarkan peringatan tsunami untuk prefektur pesisir Ishikawa, Niigata dan Toyama. Meskipun saat ini statusnya telah turun menjadi waspada.
Berikut update kondisi Jepang pascagempa 7,6 magnitudo:
Ancaman Krisis Nuklir
Gempa ini terjadi pada saat yang sensitif bagi industri nuklir Jepang, yang menghadapi perlawanan sengit dari beberapa penduduk setempat sejak gempa bumi dan tsunami pada 2011 yang memicu krisis nuklir di Fukushima. Seluruh kota hancur akibat bencana itu.
Dilansir dari Reuters, Selasa (2/1/2024), otoritas Regulasi Nuklir mengatakan tidak ada penyimpangan yang ditemukan di pembangkit listrik tenaga nuklir di sepanjang Laut Jepang, termasuk lima reaktor aktif di pembangkit listrik Ohi dan Takahama milik Kansai Electric Power (9503.T) di Prefektur Fukui.
Baca Juga
Pembangkit listrik Shika milik Hokuriku Electric, yang paling dekat dengan pusat gempa, telah menghentikan dua reaktornya sebelum gempa terjadi untuk pemeriksaan rutin dan tidak melihat dampak apa pun dari gempa tersebut, kata badan tersebut.
Pembuat bahan chip Kokusai Electric (6525.T) mengatakan pihaknya sedang menyelidiki lebih lanjut setelah menemukan beberapa kerusakan di pabriknya di Toyama menjelang rencana dimulainya kembali operasi pada hari Kamis.
Evakuasi Korban
Jepang pada Selasa berjuang untuk menilai tingkat kerusakan sepenuhnya akibat gempa bumi yang melanda pantai baratnya, yang menewaskan sedikitnya 8 orang, menghancurkan bangunan dan jalan, serta memutus aliran listrik ke sebagian besar rumah.
Ribuan personel militer, pemadam kebakaran, dan polisi dari seluruh negeri telah dikirim ke daerah yang paling parah terkena dampaknya di semenanjung Noto yang relatif terpencil.
Namun, upaya penyelamatan terhambat oleh jalan-jalan yang rusak parah dan diblokir, serta salah satu bandara di kawasan tersebut terpaksa ditutup karena landasan pacu retak. Banyak layanan kereta api dan penerbangan ke wilayah tersebut juga telah ditangguhkan.
“Pencarian dan penyelamatan mereka yang terkena dampak gempa adalah perjuangan melawan waktu,” kata Perdana Menteri Fumio Kishida dalam pertemuan darurat bencana pada hari Selasa.
Kishida mengatakan tim penyelamat merasa sangat sulit mencapai ujung utara semenanjung Noto karena jalan-jalan yang rusak, dan survei helikopter telah menemukan banyak kebakaran dan kerusakan luas pada bangunan dan infrastruktur.
Lembaga penyiaran publik NHK mengatakan delapan kematian telah dilaporkan di kota Wajima yang terkena dampak paling parah, dekat pusat gempa, sementara di dekat pusat gempa, Suzu, beberapa dokter tidak dapat mencapai rumah sakit yang mengandalkan generator cadangan untuk listrik
Kepolisian Nasional menyatakan enam orang dipastikan tewas, dan Badan Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana menyatakan 19 orang dalam keadaan serangan jantung.
Lebih dari 90 getaran telah terdeteksi sejak gempa pertama terjadi pada hari Senin, menurut Badan Meteorologi Jepang. Badan tersebut telah memperingatkan guncangan yang lebih kuat dapat terjadi dalam beberapa hari mendatang.
AS Janjikan Bantuan
Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Amerika Serikat siap memberikan bantuan apa pun yang diperlukan kepada Jepang setelah gempa bumi.
“Sebagai sekutu dekat, Amerika Serikat dan Jepang memiliki ikatan persahabatan mendalam yang menyatukan rakyat kami. Pikiran kami bersama rakyat Jepang selama masa sulit ini,” ujarnya.