Bisnis.com, JAKARTA - Seorang pejabat yang ditugaskan Rusia di wilayah timur Ukraina melaporkan penembakan yang dilakukan Ukraina terhadap kota Donetsk pada Senin (1/1/204) menewaskan empat orang. Sementara itu, serangan udara Rusia terhadap beberapa wilayah Ukraina menewaskan sedikitnya satu orang, kata pejabat setempat.
Kemudian, Kepala wilayah Donetsk Denis Pushilin, di aplikasi pesan Telegram melaporkan 13 orang juga terluka dalam penembakan hebat oleh pasukan Ukraina di pusat Donetsk.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut penembakan di Donetsk sebagai aksi teroris yang ditujukan pada infrastruktur sipil.
Secara terpisah, seseorang tewas akibat penembakan di wilayah perbatasan Rusia di Belgorod, kata gubernur setempat melalui Telegram.
Di pihak Ukraina, 1 orang tewas dan 9 luka-luka dalam serangan pesawat tak berawak Rusia di pelabuhan selatan Odesa, gubernur wilayah tersebut, Oleh Kiper melalui Telegram.
Kiper mengatakan puing-puing yang jatuh dari drone yang ditembak jatuh menyebabkan beberapa kebakaran di bangunan tempat tinggal di berbagai wilayah kota.
Baca Juga
Sebuah video media sosial, yang diposting oleh Walikota Odesa Henadii Trukhanov, menunjukkan dia sedang memeriksa gedung apartemen yang rusak dengan jendela pecah.
“Mereka mengatakan bahwa cara Anda menyambut Tahun Baru adalah cara Anda menjalani tahun ini,” kata Trukhanov dalam sebuah unggahan, dilansir dari Reuters, Selasa (2/1/2023).
“Yah, tahun ini Ukraina akan melanggar aturan ini, kami akan bertahan dan kami akan menang.”
Para pejabat di wilayah barat Ukraina, Lviv, yang berbatasan dengan Polandia, mengatakan bahwa serangan udara Rusia pada awal Tahun Baru merusak gedung universitas di kota Dubliany dan merusak monumen komandan Tentara Pemberontak Ukraina (UPA) tahun 1940-an di pinggiran kota. dari kota Lviv.
Angkatan udara Ukraina mengatakan serangan udara Rusia juga menargetkan wilayah Mykolaiv dan Dnipro.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen laporan Rusia dan Ukraina tersebut. Kedua belah pihak membantah menargetkan warga sipil dalam perang yang dimulai dengan invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.