Bisnis.com, JAKARTA - Presiden China Xi Jinping dalam pidato tahun barunya yang disiarkan pada televisi menegaskan kembali posisi Partai Komunis yang berkuasa bahwa China pasti akan bersatu kembali pada Minggu (31/12/2023).
Hal tersebut diungkapkan oleh Xi, sebagai sebuah singgungan terhadap Taiwan, yakni pulau dengan pemerintahan mandiri yang dianggap milik China, yang telah berjanji akan mengklaim pulau tersebut bahkan dengan paksaan jika perlu.
“Semua warga China di kedua sisi Selat Taiwan harus terikat oleh tujuan yang sama dan ikut serta dalam kejayaan kebangkitan bangsa China,” jelas Xi seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (1/1).
Komentar ini muncul hanya beberapa minggu sebelum para pemilih di China melakukan pemungutan suara, untuk memilih presiden berikutnya. Di lain sisi, pemilu Amerika Serikat (AS) yang juga semakin dekat dapat membawa risiko geopolitik baru.
Adapun gejolak masih terjadi di eselon atas kepemimpinan militer China, dengan lebih banyak tokoh senior yang dipecat dari jabatannya minggu lalu.
Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan mengenai kesiapan militer China dalam menghadapi invasi apapun ke China, dengan fokus pada pasukan roket yang mengelola misil negara. China juga secara tiba-tiba mengganti menteri luar negeri pada 2023 tanpa memberikan penjelasan, sehingga menambah ketidakstabilan.
Baca Juga
Pemilu Taiwan akan dihelat pada 13 Januari 2023 dan akan menentukan bagaimana para penduduk dengan 23 juta orang lebih tersebut akan menanggapi tindakan dari China.
Partai Progresif Demokratik yang berkuasa berupaya memperkuat hubungan Taipei dengan Washington, sementara oposisi Kuomintang, yang berada di posisi urutan kedua dalam survei terbaru, merupakan mitra negosiasi pilihan Beijing di Taiwan.
Sebelumnya, Xi Jinping pernah bersumpah untuk menindak tegas siapapun yang ingin memisahkan Taiwan dari China dengan cara apapun pada Selasa (26/12/2023).
“Tanah Air harus dipersatukan kembali, dan mau tidak mau akan dipersatukan kembali,” jelas Xi Jinping kepada para pejabat senior Partai Komunis.
Pemimpin Negeri Tirai bambu tersebut juga mengatakan bahwa China harus memperdalam integrasi antara kedua belah pihak dengan mendorong perkembangan hubungan yang damai di Selat Taiwan.
Xi juga mengungkapkan bahwa pemilu Taiwan adalah urusan internal dari China. Namun Taiwan Taiwan dihadapkan pilihan antara perang dan perdamaian, dengan menimbang setiap upaya untuk memerdekakan Taiwan memiliki arti berperang.