Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan lebih dari 19.000 orang tewas dalam operasi Israel di Jalur Gaza dan bentrokan yang lebih intens di Tepi Barat.
Menurut statistik Kementerian Kesehatan Palestina, sebanyak 70% korban serangan Israel adalah perempuan dan remaja.
"Sejak dimulainya agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat, 19.088 orang telah terbunuh," kata kementerian itu, dilansir TASS, Minggu (17/12/2023).
Sementara itu, juga dilaporkan bahwa sedikitnya lebih dari 50.897 orang terluka di Jalur Gaza akibat pemboman oleh Israel.
Kementerian itu menambahkan bahwa saat ini hanya sebanyak 11 rumah sakit yang bisa beroperasi di Gaza.
Sebelumnya, koordinator pemerintah Israel untuk wilayah Palestina mengatakan setidaknya 193 truk yang membawa bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza, pada 14 Desember 2023.
Baca Juga
Pengiriman truk-truk bantuan kemanusiaan tersebut dilakukan dengan melalui penyebrangan Rafah di perbatasan Mesir.
"193 truk bantuan kemanusiaan yang membawa makanan, air, pasokan medis, dan peralatan penampungan diperiksa dan dipindahkan ke Jalur Gaza melalui Penyeberangan Rafah hari ini (14 Desember)," ujarnya.
Seperti diketahui, konflik kembali pecah antara Israel-Hamas di Jalur Gaza setelah berakhirnya gencatan senjata selama 7 hari yang dimediasi oleh Qatar.
Pasukan Israel hingga saat ini masih terus melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza dan beberapa wilayah di Lebanon dan Suriah, serangan juga masih berlangsung di Tepi Barat, meski konflik pecah sudah berlangsung lebih dari 2 bulan.
Ketegangan kembali berkobar di Timur Tengah ketika militan yang berbasis di Jalur Gaza, Hamas, melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel.
Sebagai tanggapan, Israel mengumumkan blokade total terhadap Jalur Gaza, dan telah melancarkan serangan udara bertubi-tubi ke Jalur Gaza.