Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa jumlah korban warga Gaza yang tewas akibat serangan Israel meningkat menjadi 18.600 jiwa.
Korban yang terluka sejak eskalasi pecah tercatat hampir 50.600 orang. Selain itu juga tercatat 327.000 kasus penyakit menular di tempat penampungan sementara.
“Sebanyak 18.608 orang tewas dan 50.594 luka-luka akibat agresi Israel sejak 7 Oktober,” kata kementerian itu di saluran Telegram, dilansir TASS, Kamis (14/12/2023).
Kementerian itu menambahkan bahwa lebih dari 190 jenazah dan hampir 500 orang terluka telah dibawa ke rumah sakit di daerah Gaza dalam beberapa jam terakhir, selain sejumlah besar korban masih berada di bawah reruntuhan dan di jalanan.
Lebih lanjut, juga dilaporkan ada setidaknya 300 petugas kesehatan di Jalur Gaza yang tewas akibat serangan Israel.
Pihak kementerian itu melaporkan bahwa vaksin anak-anak telah habis di tengah operasi Israel yang masih berlangsung di daerah tersebut.
Baca Juga
Lebih lanjut, kementerian itu mengatakan habisnya vaksin tersebut akan menimbulkan konsekuensi buruk bagi kesehatan anak-anak dan dapat menyebabkan penyebaran penyakit, terutama di kalangan pengungsi yang berada di tempat penampungan yang penuh sesak.
Seperti diketahui, konflik kembali pecah di Jalur Gaza setelah berakhirnya gencatan senjata selama 7 hari yang dimediasi oleh Qatar.
Pasukan Israel hingga saat ini masih terus melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza dan beberapa wilayah di Lebanon dan Suriah. Serangan juga masih berlangsung di Tepi Barat.
Ketegangan kembali berkobar di Timur Tengah ketika militan yang berbasis di Jalur Gaza, Hamas, melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel.
Sebagai tanggapan, Israel mengumumkan blokade total terhadap Jalur Gaza, dan telah melancarkan serangan udara bertubi-tubi ke Jalur Gaza.