Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Israel Tetap Bombardir Gaza di Tengah Ancaman Penyakit Penduduk

Israel terus melancarkan serangannya ke Jalur Gaza, Palestina meskipun seruan internasional kian intensif untuk mengurangi korban sipil akibat pemboman itu.
Seorang tentara Israel mengambil posisi selama operasi darat yang sedang berlangsung oleh tentara Israel melawan kelompok Islam Palestina Hamas, di lokasi yang disebut sebagai Gaza, dalam gambar yang dirilis pada 17 November 2023. Pasukan Pertahanan Israel/Handout via REUTERS
Seorang tentara Israel mengambil posisi selama operasi darat yang sedang berlangsung oleh tentara Israel melawan kelompok Islam Palestina Hamas, di lokasi yang disebut sebagai Gaza, dalam gambar yang dirilis pada 17 November 2023. Pasukan Pertahanan Israel/Handout via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – Israel terus melancarkan serangannya ke Jalur Gaza, Palestina pada Kamis (14/12/2023), meskipun seruan internasional kian intensif untuk mengurangi korban sipil akibat pemboman itu.

Israel mengatakan serangannya ke Gaza ditujukan untuk memusnahkan Hamas. Menurut otoritas kesehatan di Gaza, setidaknya 18.608 orang tewas dan 50.594 terluka akibat serangan Israel.

Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah meninggalkan rumah mereka, banyak di antara mereka yang kesulitan tidur sehingga rentan terhadap penyakit.

“Sejumlah pasien datang dengan kasus dehidrasi ekstrem, beberapa di antaranya dapat menyebabkan gagal ginjal atau melemahnya fungsi ginjal,” kata Dr Ahmed al-Farra, kepala bagian pediatri Rumah Sakit Nasser, dikutip dari CNA pada Kamis (14/12/2023).

Menurutnya, sudah ada 30 kasus hepatitis A, yang membutuhkan waktu hingga satu bulan untuk masa inkubasinya.

“Jadi dalam sebulan akan terjadi ledakan jumlah kasus hepatitis A, dan ini merupakan indikator yang sangat berbahaya yang patut diwaspadai, mulai dari kepadatan penduduk, konsumsi makanan tidak layak konsumsi manusia, hingga penggunaan toilet bersama,” ujarnya.

Kantor kemanusiaan PBB mengatakan bahwa jalur pantai tersebut kini menghadapi bencana kesehatan masyarakat karena runtuhnya sistem kesehatan dan pencegahan penyakit.

“Kami mempunyai rumusan yang bisa diterapkan untuk epidemi dan bencana kesehatan masyarakat,” kata Lynn Hastings, Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Wilayah Pendudukan Palestina.

Di Rafah Tengah, di Selatan wilayah pesisir, 24 orang tewas dalam serangan Israel yang menghantam dua rumah, kata media Hamas pada Kamis (14/12/2023) pagi. Belum ada konfirmasi langsung dari Kementerian Kesehatan Palestina mengenai hal ini.

Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan, yang mengunjungi wilayah tersebut dan akan berada di Israel pada hari Kamis (14/12/2023) dan Jumat (15/12/2023), akan berdiskusi dengan Israel mengenai perlunya serangan mereka yang lebih tepat terhadap sasaran Hamas, kata juru bicara John Kirby.

Hampir setengah dari amunisi udara yang digunakan Israel di Gaza dilaporkan tidak terarah, atau dikenal sebagai “bom bodoh,” menurut penilaian intelijen AS terbaru yang dilaporkan oleh CNN.

Sekitar 40 hingga 45% dari 29.000 amunisi udara yang digunakan Israel tidak berpemandu, dan sisanya adalah amunisi berpemandu presisi.

Sementara itu, sebuah kapal tanker di Laut Merah atau di kawasan lepas pantai Yaman ditembaki oleh orang-orang bersenjata di sebuah speedboat dan menjadi sasaran rudal, kata sumber maritim pada Rabu (13/12/2023).

Ini adalah insiden terbaru yang mengancam jalur pelayaran penting setelah pasukan Houthi Yaman, yang didukung oleh Iran, memperingatkan kapal-kapal untuk tidak melakukan perjalanan ke Israel.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden menunda penjualan lebih dari 20.000 senapan buatan AS ke Israel karena kekhawatiran akan meningkatnya serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat, kata dua sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Badan pengungsi Palestina di PBB mengatakan bahwa sekitar 271 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan keamanan Israel, termasuk 69 anak-anak. Setidaknya 288 pengungsi di tempat penampungan yang dikelola oleh badan tersebut telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober.

Jumlah tentara Israel yang tewas dalam serangan darat telah mencapai 115 orang, dan lebih dari 600 orang terluka, menurut situs militer Israel.

Adapun, beberapa staf pemerintahan Biden mengadakan aksi di depan Gedung Putih pada Rabu untuk meminta Washington mendukung gencatan senjata di Gaza.

“Kami merasa ngeri dengan serangan brutal pada 7 Oktober terhadap warga sipil Israel, dan merasa ngeri dengan tanggapan yang tidak proporsional dari pemerintah Israel, yang tanpa pandang bulu telah membunuh ribuan warga sipil Palestina yang tidak bersalah di Gaza dan membuat lebih dari satu juta orang mengungsi,” demikian pernyataan yang dibacakan Josh Paul, mantan pejabat Departemen Luar Negeri yang mengundurkan diri beberapa pekan lalu.

Di New York, terjadi demonstrasi yang menuntut pembebasan 135 sandera yang tersisa di Gaza. Kebanyakan warga Israel mengatakan tentara tidak seharusnya mundur dari serangan yang tak henti-hentinya untuk menghancurkan Hamas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper