Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Matthew Miller mengatakan bahwa negaranya akan menolak usulan zona penyangga di Jalur Gaza yang diusulkan oleh Israel.
Dia menjelaskan bahwa jika AS menerima usulan tersebut, maka akan melanggar posisi Washington yang menyatakan wilayah Palestina tidak boleh dikurangi setelah konflik.
Israel sebelumnya memberitahu beberapa negara Arab bahwa mereka ingin membuat zona penyangga di perbatasan Gaza di sisi Palestina untuk mencegah serangan di masa depan sebagai bagian dari proposal untuk wilayah tersebut.
Miller mengatakan salah satu prinsip Washington untuk masa depan Gaza adalah penolakannya terhadap pengurangan wilayah Gaza yang padat penduduk.
"Jadi jika ada zona penyangga yang diusulkan berada di dalam Gaza, itu akan menjadi pelanggaran terhadap prinsip tersebut dan kami menentang. Jika itu berkaitan dengan sesuatu yang berada di dalam wilayah Israel, saya tidak akan membicarakan hal itu. Itu adalah keputusan yang harus diambil oleh Israel," katanya, dilansir Reuters, Kamis (7/12/2023).
Lebih lanjut, Miller mengatakan harus ada periode transisi setelah berakhirnya operasi tempur besar-besaran yang terjadi di Gaza.
Baca Juga
Seperti diketahui, konflik Israel dengan Hamas pecah sejak 7 Oktober 2023. Hamas menyebrang ke Israel Selatan dan membunuh 1.200 orang. Lebih dari 200 sandera dibawa kembali ke Gaza.
Israel bersumpah akan memusnahkan Hamas untuk selamanya, dengan berupaya melakukan pemboman ke seluruh wilayah Gaza, dengan serangan darat maupun udara.
Kementerian kesehatan Gaza menyatakan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan Israel ke wilayah itu telah mencapai 16.000 jiwa.
Gencatan senjata di Gaza telah dilakukan selama 7 hari, namun setelah berakhirnya gencatan senjata, Israel kembali meluncurkan bom ke wilayah Palestina itu.
Beberapa serangan Israel juga mengarah ke wilayah Lebanon dan Suriah, serta operasi darat terhadap Hamas di Jalur Gaza. Serangan juga dilaporkan terjadi di Tepi Barat.