Bisnis.com, JAKARTA - Calon presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo membuka sesi debat capres dengan menceritakan pengalamannya selama masa kampanye.
Dia mengatakan bahwa kampanye dirinya dan Mahfud MD dimulai dari Sabang hingga Merauke. Strategi kampanye ini diharapkan agar bisa mendengar apa yang diinginkan rakyat.
Dalam perjalanannya, Ganjar menemui beberapa masyarakat soal pendeta yang ingin membantu melahirkan. Namun, terbatas oleh infrastruktur, sehingga membuatnya belajar di internet.
Kejadian itu, membuat capres dengan nomor urut satu itu ingin membangun pemerataan fasilitas kesehatan satu desa satu puskesma.
"Maka kami sampaikan, satu desa satu puskesmas atau posko dengan satu nakes yang ada," kata Ganjar dalam pembukaan debar capres di KPU, Selasa (12/12/2023).
Kemudian, dia juga menceritakan soal temuan pasangannya Mahfud MD soal tenaga kerja pendidik. Di Aceh, kata Ganjar, guru-guru masih belum sejahtera termasuk pendidik agama.
Baca Juga
Dengan demikian, nantinya jika Ganjar menjadi pemimpin maka kesejahteraan tenaga pengajar akan ditingkatkan, dengan memberikan insentif tambahan.
"Apakah kita sudah memperhatikan mreka? tentu kemajuan harus lebih cepat dan perhatian harus diperhatikan untuk nasib guru, termasuk guru agama, insentif kita berikan agar mereka bisa mengajarkan budi pekerti luhur," tambahnya.
Selanjutnya, Ganjar juga bertemu dengan anak muda di Nusa Tenggara Timur. Anak tersebut kemudian menyampaikan kesulitannya soal mencari pekerjaan yang lebih sulit dibandingkan dengan di Pulau Jawa. Di latarbelakangi itu, Ganjar ingin memberikan internet gratis di tiap-tiap sekolah.
"Saya ke NTT, kami ditemui, kenapa anak muda susah akses pekerjaan dan internet? tidak sama dengan yang di Jawa, catatan ini mendorong pikiran kami untuk internet gratis yang di skolah agar kesamaan dengan di Jawa," pungkasnya.
Pada intinya, capres yang diusung oleh Koalisi Partai PDI Perjuangan hingga Perindo itu menginginkan kesetaraan soal kesejahteraan masyarakat Indonesia.