Bisnis.com, SOLO - Joko Widodo dan Gibran Rakabuming Raka memiliki cara yang berbeda untuk merespons gelar alumnus UGM paling memalukan yang diberikan kepada Jokowi.
Belakangan viral BEM UGM menobatkan Jokowi sebagai alumnus paling memalukan dari salah satu universitas terbaik di Indonesia tersebut.
Nominasi tersebut terpampang dalam postingan instagram Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEMKM_UGM).
Postingan tersebut nampak tayang sejak dua hari lalu atau sejak, Rabu (6/12/2023).
Dalam postingan tersebut juga nampak undangan diskusi publik dengan tema ‘Rezim Monarki sang Alumni: Ambruknya Demokrasi, Ambruknya Konstitusi, dan Kokohnya Politik Dinasti’.
Kritik pedas dari BEM UGM ini tak lain merupakan imbas dari isu politik dinasti yang berkembang belakangan. Gibran dianggap berhasil maju jadi Cawapres Prabowo Subianto karena ada cawe-cawe ayah dan pamannya.
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut, Jokowi dan Gibran punya caranya masing-masing. Wali Kota Solo tersebut menanggapi rapor merah Jokowi tersebut dengan santai.
"Biar warga saja yang menilai," kata Gibran dilansir dari video yang viral di Twitter.
Namun hal berbeda dilakukan oleh Jokowi. Orang nomor 1 di Indonesia tersebut menanggapi isu tersebut dengan cara yang lebih politis.
Jokowi mengatakan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari demokrasi. Hanya saja, orang no 1 di Indonesia tersebut mengingatkan ada etika dan sopan santu ketimuran yang perlu dijaga.
“Ya itu proses demokrasi boleh-boleh saja, tetapi perlu saya mengingatkan bahwa kita memiliki etika sopan santun ketimuran. Namun saya ya biasa saja,” ujarnya usai melakukan peresmian Stasiun Pompa Ancol Sentiong, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (11/12/2023).