Bisnis.com, JAKARTA - Militer Israel, pada Jumat (8/12/2023), menanggapi penyelidikan Reuters yang menyebut bahwa pasukannya membunuh seorang jurnalis Reuters di Lebanon bagian Selatan pada 13 Oktober 2023.
Menurut pihak Israel, insiden itu terjadi di zona pertempuran aktif dan sedang ditinjau.
Tanpa secara langsung membahas kematian Issam Abdallah, sebuah pernyataan militer mengatakan bahwa pada saat itu pejuang Hizbullah Lebanon menyerang melintasi perbatasan dan pasukan Israel melepaskan tembakan untuk mencegah dugaan infiltrasi bersenjata.
“Pada 13 Oktober 2023, organisasi teroris Hizbullah melancarkan serangan terhadap berbagai sasaran di wilayah Israel di sepanjang perbatasan Lebanon,” demikian pernyataan yang dikeluarkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Salah satu insiden melibatkan penembakan rudal anti-tank, yang menghantam pagar perbatasan dekat desa Hanita. Setelah peluncuran rudal anti-tank, muncul kekhawatiran mengenai potensi infiltrasi teroris ke wilayah Israel.
Sebagai tanggapan, IDF menggunakan tembakan artileri dan tank untuk mencegah infiltrasi. IDF mengetahui klaim bahwa jurnalis yang berada di daerah tersebut terbunuh.
Baca Juga
“Area tersebut merupakan zona pertempuran aktif, di mana terjadi penembakan aktif dan berada di kawasan ini berbahaya. Insiden tersebut saat ini sedang ditinjau,” kata pernyataan itu.
Investigasi Reuters menemukan bahwa awak tank Israel membunuh Abdallah, seorang jurnalis visual, dan melukai enam wartawan dengan menembakkan dua peluru secara berurutan dari Israel ketika para jurnalis sedang merekam penembakan lintas batas.
Kedua serangan tersebut menewaskan Abdallah, 37, dan melukai fotografer Agence France-Presse (AFP) Christina Assi, 28, hanya sekitar satu kilometer dari perbatasan Israel dekat Desa Alma al-Chaab di Lebanon.