Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui kesepakatan gencatan senjata sementara di Gaza dengan mediator pemerintah Qatar.
Meskipun demikian, seperti dilansir dari Aljazeera, Rabu (22/11/2023), Israel masih memborbardir Gaza, termasuk di sekitar Rumah Sakit Indonesia dan di Khan Younis di selatan wilayah kantong tersebut.
WHO juga telah memperbarui seruan gencatan senjata setelah tiga dokter tewas dalam serangan Israel di Rumah Sakit al-Awda di Gaza utara.
Lebih dari 14.100 orang telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober. Di Israel, jumlah resmi korban tewas akibat serangan Hamas mencapai sekitar 1.200 orang.
Sebelumnya, Netanyahu meminta pemerintahnya untuk menerima kesepakatan dengan Hamas Palestina untuk membebaskan sejumlah sandera di Gaza dengan imbalan gencatan senjata selama beberapa hari.
Melansir Reuters, Rabu (22/11/2023), para pejabat dari Qatar yang telah menjadi mediator negosiasi antara Israel dan Hamas mengatakan bahwa kesepakatan akan segera tercapai.
Baca Juga
Sebelum berkumpul dengan seluruh jajaran pemerintahannya, Netanyahu bertemu pada hari Selasa dengan kabinet perangnya dan kabinet keamanan nasional yang lebih luas untuk membahas kesepakatan tersebut.
Hamas diyakini menahan lebih dari 200 sandera saat serangan pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang, menurut perhitungan Israel.
Netanyahu mengatakan bahwa intervensi dari Presiden AS Joe Biden telah membantu memperbaiki kesepakatan tersebut sehingga dapat menyelamatkan lebih banyak sandera. Namun, dia menegaskan bahwa Israel tetap pada tujuannya.
"Kami sedang berperang dan kami akan melanjutkan perang sampai kami mencapai semua tujuan kami untuk menghancurkan Hamas, mengembalikan semua sandera kami, dan memastikan bahwa tidak ada seorang pun di Gaza yang dapat mengancam Israel," ungkap Netanyahu.