Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan Israel memaksa masuk ke rumah sakit (RS) Al Shifa pada Rabu (15/11/2023) dini hari. Israel menuding Hamas menyimpan senjata hingga mempunyai pusat komando di terowongan-terowongan di bawah bangunan rumah sakit.
Dilansir dari AlJazeera, Kamis (16/11/2023), pasukan Israel mengklaim telah menemukan serangkaian peralatan dan senjata militer Hamas di RS tersebut. Namun, pernyataan Tel Aviv itu telah dibantah keras oleh pejabat Gaza yang dikuasai Hamas.
Serangan tersebut juga dikritik Amerika Serikat yang merupakan sekutu Israel. Pada Rabu (15/11/2023). Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby membantah tuduhan Hamas bahwa Joe Biden terlibat dalam serangan itu.
“Kami tidak mengizinkan operasi militer mereka [pasukan Israel] di sekitar rumah sakit," ujar Kirby.
Selain itu, PBB juga menegaskan menentang serangan terhadap rumah sakit.
"Rumah sakit bukanlah medan pertempuran,” ujarnya Wakil Sekretaris Jenderal PBB urusan kemanusiaan dan koordinator bantuan darurat, Martin Griffiths.
Baca Juga
Seorang pekerja ruang gawat darurat di fasilitas kesehatan Kota Gaza, mengatakan bahwa tentara Israel menahan dan menyerang secara brutal beberapa orang yang mencari perlindungan di rumah sakit.
Serangan itu terjadi setelah beberapa hari pasukan Israel mengepung Gaza. Staf rumah sakit mengaku dilarang keluar dari area gedung dan terpaksa menguburkan jenazah di kuburan massal sekitar bangunan. (Syahra Fauzia)