Pendapat Ahli Indonesia
Berbeda dengan Malaysia yang optimistis, Dosen Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Arif Luqman Hakim, menyampaikan hal yang lebih pesimistis.
Ia mengatakan bahwa sebagian meyakini bahwa tindakan ini merupakan bentuk dukungan untuk menekan pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel. Sebagian lagi menilai aksi ini tidak efektif dan merugikan perekonomian.
“Beberapa percaya bahwa boikot bisa mendorong perubahan politik dan perilaku, sementara yang lain menilai bahwa dampaknya terbatas,” kata Luqman, melansir laman resmi umm.ac.id, Selasa (14/11/2023).
Menurutnya, tindakan ini jelas berpengaruh terhadap karyawan yang bekerja di perusahaan-perusahaan terkait. Dampak jangka panjangnya akan berlangsung secara signifikan.
Misalnya, kehilangan pekerjaan atau penurunan pendapatan lantaran minat dan daya beli konsumen menurun.
Selain itu, meski Indonesia bukan mitra dagang utama Israel, aksi boikot ini dapat memengaruhi perdagangan internasional dan ekonomi nasional.
Baca Juga
“Dampak negatif yang akan terjadi yakni potensi pengurangan impor produk Israel yang dapat memengaruhi perdagangan dan ketersediaan produk tertentu di pasar Indonesia,” ujarnya.
Bukan hanya para ahli, di Twitter dan TikTok beberapa orang juga menyoroti hal ini. Mereka takut kalau boikot yang dilakukan akan memengaruhi pekerja di Indonesia.