Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pro Kontra Dampak Gerakan Boikot Produk Israel, Malaysia Optimistis, Indonesia Takut PHK Massal

Muncul gerakan boikot produk Israel dan menimbulkan banyak pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Warga Palestina membakar bendera Israel dan Amerika Serikat dalam sebuah demonstrasi terhadap niat Amerika Serikat memindahkan kedubes mereka ke Yerusalem dan mengenali Yerusalem sebagai ibukota Israel, di Kota Gaza, Rabu (6/12/2017). /Reuters
Warga Palestina membakar bendera Israel dan Amerika Serikat dalam sebuah demonstrasi terhadap niat Amerika Serikat memindahkan kedubes mereka ke Yerusalem dan mengenali Yerusalem sebagai ibukota Israel, di Kota Gaza, Rabu (6/12/2017). /Reuters

Pendapat Ahli Indonesia

Berbeda dengan Malaysia yang optimistis, Dosen Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Arif Luqman Hakim, menyampaikan hal yang lebih pesimistis.

Ia mengatakan bahwa sebagian meyakini bahwa tindakan ini merupakan bentuk dukungan untuk menekan pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel. Sebagian lagi menilai aksi ini tidak efektif dan merugikan perekonomian.

“Beberapa percaya bahwa boikot bisa mendorong perubahan politik dan perilaku, sementara yang lain menilai bahwa dampaknya terbatas,” kata Luqman, melansir laman resmi umm.ac.id, Selasa (14/11/2023).

Menurutnya, tindakan ini jelas berpengaruh terhadap karyawan yang bekerja di perusahaan-perusahaan terkait. Dampak jangka panjangnya akan berlangsung secara signifikan.

Misalnya, kehilangan pekerjaan atau penurunan pendapatan lantaran minat dan daya beli konsumen menurun.

Selain itu, meski Indonesia bukan mitra dagang utama Israel, aksi boikot ini dapat memengaruhi perdagangan internasional dan ekonomi nasional. 

“Dampak negatif yang akan terjadi yakni potensi pengurangan impor produk Israel yang dapat memengaruhi perdagangan dan ketersediaan produk tertentu di pasar Indonesia,” ujarnya.

Bukan hanya para ahli, di Twitter dan TikTok beberapa orang juga menyoroti hal ini. Mereka takut kalau boikot yang dilakukan akan memengaruhi pekerja di Indonesia.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper