Bisnis.com, JAKARTA – Tank-tank Israel bergerak maju menuju gerbang rumah sakit Al-Shifa, RS utama Kota Gaza pada Senin (13/11/2023), meskipun Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan rumah sakit harus dilindungi.
Secara terpisah, sayap bersenjata kelompok militan Palestina mengatakan siap untuk membebaskan hingga 70 wanita dan anak-anak yang disandera di Gaza sebagai ganti atas gencatan senjata selama lima hari.
Melansir Reuters, Selasa (14/11/2023), juru bicara kementerian kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra, yang berada di dalam RS Al-Shifa, mengatakan 32 pasien telah meninggal dalam tiga hari terakhir, termasuk tiga bayi yang baru lahir, akibat pengepungan rumah sakit di Gaza utara dan kurangnya pasokan listrik.
Sedikitnya 650 pasien masih berada di dalam, dan sangat membutuhkan evakuasi ke fasilitas medis lain. Israel mengatakan bahwa rumah sakit tersebut berada di atas terowongan yang menjadi markas pejuang Hamas yang menggunakan pasien sebagai perisai. Tuduhan tersebut dibantah oleh Hamas.
"Tank-tank berada di depan rumah sakit. Kami berada di bawah blokade penuh. Ini adalah daerah yang sepenuhnya sipil. Hanya ... pasien rumah sakit, dokter dan warga sipil lainnya yang tinggal di rumah sakit. Seseorang harus menghentikan ini," kata seorang ahli bedah di rumah sakit, Dr Ahmed El Mokhallalati.
Dalam komentar pertamanya sejak kejadian akhir pekan lalu, termasuk kematian pasien yang dilaporkan di rumah sakit Shifa, Biden mengatakan bahwa rumah sakit harus dilindungi.
Baca Juga
"Harapan dan ekspektasi saya adalah bahwa akan ada tindakan yang tidak terlalu mengganggu terhadap rumah sakit dan kami tetap berhubungan dengan pihak Israel," kata Biden kepada para wartawan di Gedung Putih.
Ia juga mengharapkan adanya upaya untuk mencapai jeda peperangan guna menangani pembebasan tahanan.
Israel mengatakan rumah sakit-rumah sakit Hamas berfungsi sebagai fasilitas militer dan militer Israel pada hari Senin merilis video dan foto-foto yang disebutnya sebagai senjata yang disimpan kelompok tersebut di ruang bawah tanah rumah sakit Rantissi, sebuah rumah sakit anak yang mengkhususkan diri pada perawatan kanker.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk tuduhan Israel bahwa rumah sakit (RS) Indonesia di Gaza sebagai markas Hamas.
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional (HLNKI) Sudarnoto Abdul Hakim dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI Amirsyah Tambunan dalam pernyataan bersama mengatakan sanksi berat harus dijatuhkan kepada Israel setelah membom rumah sakit Indonesia di Gaza.
"MUI mengutuk fitnah keji zionis Israel yang mengatakan rumah sakit Indonesia di Gaza adalah tempat persembunyian Hamas. Membombardir RS adalah extra ordinary crime yang harus diberi sanksi berat kepada zionis Israel," katanya dalam pernyataan resmi, Senin (13/11/2023).
MUI juga menyatakan Israel harus bertanggung jawab dan mengganti seluruh kerugian yang telah dilakukan negaranya ke Jalur Gaza, Palestina.
"Israel juga harus mengganti seluruh kerugian yang diakibatkan oleh tindakan teror dan penghancuran masif (mass destruction) dan pembunuhan massal (mass killing)," ujarnya.