Bisnis.com, JAKARTA - Militer Israel kembali melakukan penembakan terhadap kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza, setidaknya 31 orang tewas.
Kamp pengungsi Jabalia sejauh ini sudah berkali-kali terkena aksi bom dari pihak Israel sejak awal eskalasi konflik Hamas-Israel.
Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa Antonio Guterres terkejut dengan meningkatnya kekerasan di Jalur Gaza dan pembunuhan warga sipil Palestina dalam serangan di kamp pengungsi Jabalia.
“Sekretaris Jenderal terkejut atas meningkatnya kekerasan di Gaza, termasuk pembunuhan warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, dalam serangan udara Israel di daerah pemukiman kamp pengungsi Jabalia yang padat penduduknya, dan serangan itu terjadi kemarin dan hari ini,” katanya, dilansir TASS, Selasa (14/11/2023).
Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) menegaskan bahwa serangan Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza dapat didefinisikan sebagai kejahatan perang.
“Mengingat tingginya jumlah korban sipil dan skala kehancuran setelah serangan udara Israel di kamp pengungsi Jabalia, kami memiliki kekhawatiran serius bahwa ini adalah serangan yang tidak proporsional yang bisa menjadi kejahatan perang,” tulis OHCHR di X.
Baca Juga
Sementara itu, Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) menyebut serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia sebagai pembantaian.
“Pemandangan pembantaian yang terjadi di kamp Jabaliya di Jalur Gaza sangat mengerikan dan mengerikan,” katanya.
Adapun UNICEF menggarisbawahi bahwa belum diketahui berapa banyak anak yang terbunuh akibat serangan Israel.
Sebelumnya tercatat sedikitnya 16 orang tewas akibat serangan Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia di utara Jalur Gaza, sekitar 30 orang terluka.