Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan Israel telah mengepung rumah sakit Al-Shifa, mencegah ambulans memasuki atau meninggalkan fasilitas tersebut, sejak Sabtu (11/11/2023).
Koresponden Tareq Abu Azzoum mengatakan bahwa para penembak jitu dan artileri Israel disinyalir akan menargetkan siapapun yang berupaya bergerak ke luar rumah sakit.
Militer Israel telah menutup gerbang depan rumah sakit terbesar di Gaza itu, tempat ribuan orang yang terluka di tengah pemboman intensif Israel.
“Mereka menyerang dan menghancurkan gerbang depan kompleks medis utama di Jalur Gaza karena pasien dan ribuan warga Palestina masih berada di halaman rumah sakit ini,” katanya, dilansir Aljazeera, Minggu (12/11/2023).
Dia mengatakan orang-orang saat ini benar-benar terjebak oleh pasukan Israel yang ditempatkan di berbagai sektor yang mengelilingi seluruh tempat.
"Mereka tidak lagi mampu menggerakkan ambulans untuk membawa korban dan orang terluka dari daerah sasaran. Orang-orang terjebak dan kekurangan makanan," ujarnya.
Baca Juga
Direktur Al-Shifa Muhammad Abu Salmiya menggambarkan daerah di sekitar rumah sakit sebagai medan perang.
Namun, dia menegaskan bahwa staf rumah sakit Al Shifa telah berjanji untuk menemani pasien sampai di saat terakhir.
“Kami tidak akan pergi, karena kami tahu jika kami meninggalkan rumah sakit, puluhan pasien akan meninggal,” katanya.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa peningkatan pemboman terjadi setelah serangan Israel terhadap rumah sakit Al-Shifa yang menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai beberapa lainnya, pada Jumat (10/11/2023).
Para pejabat kesehatan mengatakan bahwa tank-tank Israel mendekati setidaknya 4 rumah sakit di Gaza utara dari segala arah.
Ketika pertempuran meningkat, Direktur Jenderal Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina Marwan Jilani mengutuk Israel karena menyerang rumah sakit.
“Orang-orang yang kehilangan tempat tinggal di rumah sakit banyak yang tertembak saat ini. Mereka bertanya, 'Apa yang bisa kami lakukan ?Kemana kita bisa pergi?' Ribuan nyawa tak berdosa berada di bawah ancaman," ucapnya.
Ketua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyuarakan rasa prihatinnya dengan situasi di rumah sakit Al-Shifa saat ini.
“Banyak dari ribuan orang yang berlindung di rumah sakit terpaksa dievakuasi karena risiko keamanan, sementara banyak yang masih bertahan di sana. WHO sangat memperhatikan keselamatan pasien, petugas kesehatan, dan mereka yang berlindung di rumah sakit. Mereka membutuhkan perlindungan segera," katanya di X.
Israel mengklaim rumah sakit tersebut digunakan oleh Hamas sebagai pusat komando, namun hal ini dibantah oleh Staf Al-Shifa.
Menurut pejabat kesehatan Gaza daerah sekitar Al-Shifa telah dibom setidaknya lima kali, sementara pasukan Israel juga menyerang Pusat Medis al-Nasr, Rumah Sakit Al-Quds dan Rumah Sakit Al-Rantisi, sejak Kamis (9/11/2023).
WHO telah mengkonfirmasi bahwa setengah dari 36 rumah sakit di Gaza tidak berfungsi dan dua pertiga dari fasilitas perawatan primer tidak berfungsi di tengah pertempuran.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan setidaknya 11.078 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak dimulainya perang Israel-Hamas.
Sementara itu, lebih dari 1.200 orang sebagian besar warga sipil Israel dibunuh oleh Hamas dalam serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.