Bisnis.com, SOLO - Capres PDIP, Ganjar Pranowo, akhirnya buka suara atas masalah pelanggaran kode etik Anwar Usman, paman Gibran, adik Jokowi.
Seperti diketahui, masyarakat Indonesia belakangan ini tengah memperbincangkan pelanggaran etik Anwar Usman.
Adik ipar Jokowi tersebut memutuskan Perkara 90 soal batas usia Capres dan Cawapres menjadi 40 tahun atau sudah memiliki pengalaman sebagai Kepala Daerah.
Mengacu pada putusan ini, Gibran Rakabuming Raka yang baru dua tahun menjabat sebagai Wali Kota Solo melenggang menjadi Cawapres Prabowo Subianto.
Kini, MKMK sudah memberhentikan Anwar Usman dari jabatannya sebagai Ketua MK karena terbukti melanggar kode etik berat.
Tak ada Capres yang berkomentar tentang hal ini, namun Ganjar Pranowo tidak demikian. Pada Sabtu, 11 November 2023, Ganjar Pranowo angkat bicara soal kasus pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Ketua MK ini.
Baca Juga
Melalui unggahan di Instagramnya, mantan Gubernur Jateng tersebut merasa gelisah dan terusik atas putusan pelanggaran etik yang bisa begitu saja lolos.
"Saya tercegung memantau kondisi akhir-akhir ini kondisi politik setelah putusan MKMK. Saya mencoba diam sejenak, saya merenungkan bangsa ini ke depan. Saya mencermati kembali kata demi kata, kalimat demi kalimat dari putusan itu, yang menjadi dasar dan pertimbangan Majelis Kehormatan MK," kata Ganjar.
"Dari situ saya semakin gelisah dan terusik, mengapa sebuah keputusan dari sebuah proses dengan keputusan pelanggaran etik berat dapat begitu saja lolos. Apa ada pertanggung jawabannya kepada rakyat secara hukum?," ia menambahkan.
Dalam video IG terbarunya, Ganjar Pranowo mengatakan jika dirinya berbicara sebagai bagian dari warga yang merasa kecewa dengan apa yang terjadi belakangan ini.
Sebab menurutnya, perkara ini dianggap sudah membuat rakyat gelisah melihat demokrasi dan keadilan yang sedang mau dihancurkan.
"Mengapa keputusan dengan masalah etik, di mana etik menjadi landasan dari hukum, masih dijadikan rujukan dalam kita bernegara. Mengapa hukum tampak begitu menyilaukan hingga menyakitkan mata, sehingga kita, rakyat, sulit sekali memahami cahayanya," tanyanya.
"Saya berbicara sebagai bagian dari warga, sebagai bagian dari rakyat yang ikut gelisah melihat demokrasi dan keadilan yang sedang mau duhancurkan," ia menambahkan.
Akan tetapi, Ganjar Pranowo mengakui jika keputusan MKMK telah membuktikan bahwa lembaga tertinggi konstitusi masih menjunjung ruh demokrasi.
"Majelis Kehormatan MK telah menyampaikan keputusannya, MKMK telah membuktikan bahwa lembaga tertinggi konstitusi republik ini masih menjunjung tinggi ruh demokrasi," lanjutnya.