Bisnis.com, JAKARTA – Hamas sedang mendiskusikan kemungkinan pembebasan hingga 15 sandera sebagai imbalan atas jeda kemanusiaan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, Palestina.
Berdasarkan pembicaraan yang dibahas oleh Hamas, Israel akan menghentikan serangan selama 3 hari yang akan memungkinkan bantuan kemanusiaan dikirim ke Gaza, dan sandera yang ditahan dapat dibebaskan.
Melansir TASS, hasil pembicaraan yang melibatkan Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) William Burns yang dimediasi oleh Qatar menyatakan kesepakatan yang mencakup pembebasan beberapa orang Amerika yang ditahan oleh Hamas. Namun, jumlah pasti sandera yang akan dibebaskan masih dalam pembahasan.
Para pejabat Amerika Serikat (AS) termasuk Menteri Luar Negeri Antony Blinken secara aktif menunjukkan kemungkinan kesepakatan untuk membebaskan sandera Hamas dengan imbalan jeda kemanusiaan.
Tawaran semacam itu dilakukan sesaat sebelum dimulainya operasi darat Israel di Gaza, namun pemerintah Israel masih meragukan ketulusan Hamas dan dapat dengan seketika mengizinkan dimulainya serangan.
Presiden AS Joe Biden sebelumnya mengusulkan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan permusuhan dan jeda kemanusiaan di Jalur Gaza selama 3 hari guna membebaskan beberapa sandera yang ditahan oleh Hamas, pada Selasa (7/11/2023).
Baca Juga
Seorang pejabat senior Israel mengatakan bahwa pemerintah Israel sudah siap untuk menghentikan permusuhan, dan melakukan jeda kemanusiaan, jika Hamas membebaskan sejumlah besar sandera.
Koordinator Komunikasi Strategis Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih AS John Kirby mengangkat isu kemungkinan penangguhan operasi militer di Gaza untuk tujuan kemanusiaan dalam sebuah pengarahan online, namun mengakui bahwa belum ada penjelasan spesifik mengenai masalah tersebut, pada Senin (6/11/2023).
Seperti diketahui, ketegangan kembali berkobar di Timur Tengah ketika militan Hamas melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel dari Jalur Gaza, yang membunuh penduduk pemukiman perbatasan Israel dan menyandera termasuk wanita, anak-anak dan orang tua, pada Rabu (8/11/2023).
Hamas menggambarkan serangannya sebagai respons terhadap tindakan agresif otoritas Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Temple Mount di Kota Tua Yerusalem.
Sementara itu, Israel membalas dengan mengumumkan blokade total terhadap Jalur Gaza dan melancarkan serangan udara ke Gaza serta beberapa wilayah di Lebanon dan Suriah. Bentrokan juga terjadi di Tepi Barat.