Bisnis.com, JAKARTA – Bakal calon presiden Anies Baswedan akan mengubah tiga paradigma kepimpinan era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) apabila dipercaya menjadi Presiden Indonesia.
Pertama, fokus utama pada pertumbuhan diubah menjadi pertumbuhan, pemerataan, dan keberlanjutan.
Kedua, dari pendekatan sektoral menjadi ‘pendekatan sektoral dan teritorial.
Ketiga, dari menyelesaikan proyek pemerintah menjadi menuntaskan persoalan warga.
Terkait perubahan ketiga, Anies menjelaskan perbedaannya. Menurutnya, selama ini pemerintah kerap menyamakan penyelesaian proyek dengan penyelesaian masalah rakyat.
“Ini dua hal yang berbeda. Kadang-kadang pemerintah tuh begini, ‘Karena saya sudah mengerjakan proyek kami, maka masalahnya selesai.’ Tidak, enggak ada sambungannya itu,” ujar Anies dalam Rakernas LDII 2023 seperti yang disiarkan kanal YouTube LDII TV, Kamis (9/11/2023).
Baca Juga
Mantan gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan perubahan paradigma itu akan diterjemahkan dalam kebijakan. Oleh sebab itu, lanjutnya, setiap kebijakan akan berdasarkan suatu nilai keadilan.
“Kita ingin keadilan menjadi nilai utama. Kenapa? Karena Republik ini didirikan untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jadi begitu kata keadilan itu ada, ini pegangannya,” kata Anies.
Dia mengklaim, pihaknya akan mempertanyakan setiap kebijakan yang akan diambil: apakah kebijakan tersebut memenuhi prinsip keadilan. Prinsip keadilan itu adalah membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar.
“Begitu itu dipegang sebagai prinsip, oh nyusun kebijakan itu terasa sekali. Tadi mau nyusun investasi, 'Ini membesarkan yang besar, tidak membesarkan yang kecil, ini enggak bener nih'. Tapi kalau tidak ada guideline [pedoman] itu, yang mengerjakan merasa, 'Saya sudah meningkat investasi luar biasa',” ungkap Anies.
Dengan begitu, Anies ingin mengembalikan kepemimpinan yang berdasarkan prinsip keadilan ke Indonesia.