Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blak-blakan Anies Soal BRICS dan Konflik Israel-Palestina jika Jadi Presiden 2024

Anies Baswedan berbicara soal arah dan kebijakan politik luar negeri jika memenangkan Pilpres 2024. Pertama, Anies tak tertarik membawa Indonesia masuk ke BRICS
Blak-blakan Anies Soal BRICS dan Konflik Israel-Palestina jika Jadi Presiden 2024. Bakal cawapres Anies Baswedan, Selasa (24/10/2023), mengatakan dirinya yakin Presiden Joko Widodo akan netral pada Pilpres 2024. JIBI/Bisnis-Lukman Nur Hakim
Blak-blakan Anies Soal BRICS dan Konflik Israel-Palestina jika Jadi Presiden 2024. Bakal cawapres Anies Baswedan, Selasa (24/10/2023), mengatakan dirinya yakin Presiden Joko Widodo akan netral pada Pilpres 2024. JIBI/Bisnis-Lukman Nur Hakim

Bisnis.com, JAKARTA - Bakal Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan berbicara soal arah dan kebijakan politik luar negeri jika memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Pada acara Pidato Calon Presiden Republik Indonesia: Arah dan Strategi Politik Luar Negeri yang diselenggarakan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Anies membicarakan isu global sejumlah negara yang beririsan dengan Indonesia seperti Brazil, Russia, India, China, and South Africa (BRICS) serta dukungan terhadap Palestina dalam konflik dengan Israel. 

Terkait dengan BRICS, Anies awalnya menyinggung soal potensi kerja sama Indonesia dengan negara-negara di Afrika sebagaimana yang ditanyakan oleh Duta Besar Sudan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjawab bahwa terdapat potensi kerja sama yang besar antara Indonesia-Afrika, tidak terkecuali Sudan. 

Namun, saat ditanya mengenai pendekatan yang akan dilakukan Anies terkait dengan BRICS jika terpilih di 2024, dia menjawab Indonesia tak tertarik untuk bergabung dengan organisasi antarnegara tersebut. 

"With BRICS i don't think we are interested on on joining [Dengan BRICS saya pikir kami tidak akan tertarik untuk bergabung]," ujarnya di hadapan para peneliti CSIS, duta besar, dan peserta acara lainnya di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Saat dikonfirmasi kembali usai acara, Anies mengatakan bahwa Indonesia harus seimbang (balance) dalam politik dan kebijakan luar negeri. Dia juga mengaku kebijakan luar negerinya nanti akan lebih berorientasi dengan ekonomi, budaya, dan pendidikan. 

"Yang relatif neutral dari polarisasi geopolitik," tuturnya. 

Di sisi lain, Anies turut ditanya soal anggapan sejumlah pihak mengenai hubungan yang erat antara Indonesia dan China khususnya dari kerja sama perekonomian seperti perdagangan dan investasi. 

Dia mengaku apabila menjadi presiden, maka akan lebih condong kepada mendorong peningkatan intensitas kerja sama dengan negara-negara di Uni Eropa maupun Asia Timur, ketimbang mengurangi intensitas kerja sama dengan China. 

"Jadi, intensitas dengan berbagai tempat lain sehingga tercapai keseimbangan. Bukan yang sekarang tinggi diturunkan, tetapi yang belum tinggi ditingkatkan," ucapnya.

Seperti diketahui, Indonesia menolak tawaran untuk bergabung dengan BRICS beberapa waktu lalu. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebut Presiden Joko Widodo justru lebih mendorong agar Indonesia mengejar keanggotaan OECD. 

Konflik Israel-Palestina

Pada acara yang sama, Anies juga turut dimintai tanggapan soal krisis di timur tengah. Anies mencontohkan eskalasi kekerasan yang terjadi antara Israel dan Palestina. 

Menurutnya, arah dan kebijakan luar negeri Indonesia terhadap penanganan konflik tersebut adalah proaktif mempersatukan Palestina.

Dia juga menyebut perlunya peran proaktif untuk berinvestasi pada generasi masa depan Palestina yakni anak-anak kecil di sana.

"Jadi Indonesia proaktif mempersatukan Palestina. Menurut saya, peran Indonesia di situ. Ini konflik bukan setahun dua tahun," terangnya. 

Namun demikian, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan bahwa Indonesia harus realistis dalam aktif memerjuangkan Palestina.

Dia mencontohkan upaya Presiden Amerika Serikat (AS) Bill Clinton pada awal tahun 2000-an untuk mewujudkan solusi dua negara atau two state solution. 

"Kita tidak usah berpretensi bisa ikut menyelesaikan konflik Israel-Palestina, itu jauh sekali dari sisi kemampuan kapasitas kita," ucapnya.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper