Bisnis.com, JAKARTA - Serangan rudal Ukraina pada hari Jumat (3/11/2023) terhadap sebuah kota di Ukraina yang telah diduduki Rusia di wilayah Selatan Kherson menewaskan sembilan orang serta melukai sembilan lainnya.
Gubernur yang ditunjuk Rusia di wilayah tersebut, Vladimir Saldo, mengatakan kepada Rossiya-24 Television, bahwa sampai sekarang, sembilan orang tewas telah dikeluarkan dari bawah reruntuhan serta sembilan orang terluka parah dari serangan tersebut.
Laporan sebelumnya menyebut jumlah korban tewas di Kota Chaplynka sebanyak tujuh orang. Sementara itu, masih belum ada laporan mengenai insiden tersebut dari pejabat atau media Ukraina.
Rusia merebut wilayah Kherson pada hari-hari awal invasi pada Februari 2022, namun kemudian meninggalkan kota utama wilayah tersebut, Kherson, dan pusat-pusat lainnya di tepi Barat Sungai Dnipro.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Jumat (3/11/2023), telah menunjuk seorang komandan baru pasukan khusus, sebuah unit yang dikenal melakukan operasi militer di wilayah yang dikuasai Moskow, namun perwira yang diganti tersebut mengatakan dia belum diberitahu alasannya.
Zelensky mengatakan dalam pidato video, bahwa Kolonel Serhiy Lupanchuk sekarang akan memimpin pasukan dan menggambarkannya sebagai "seorang perwira berpengalaman, perwira tempur, dan orang yang tepat sebagai komandan".
Baca Juga
Zelensky mengatakan pendahulu Lupanchuk, Mayjen Viktor Horenko, yang memimpin pasukan mulai Juli 2022, akan terus menjalankan tugas khusus di Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan.
Terkait dengan pergantian komandan baru tersebut, Zelensky belum memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai perubahan tersebut.
Horenko juga mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa dia tidak diberitahu apa pun terkait penugasan tersebut.
"Saya pribadi tidak tahu alasannya. Saya hanya mengatakan bahwa saya mengetahui hal ini dari media," kata Horenko kepada situs berita Ukrainska Pravda, dilansir Reuters, Sabtu (4/11/2023).
Horenko menambahkan, dia telah berbicara dengan Panglima Tertinggi, Jenderal Valery Zaluzhnyi, yang juga tidak dapat menjelaskannya. Panglima seharusnya membuat pengajuan yang sesuai, tetapi dia mengatakan kepadanya bahwa dia tidak melakukannya.
Pasukan khusus tersebut diyakini berada di balik operasi paling canggih yang pernah dilakukan militer Ukraina di wilayah yang kini sudah berada di bawah kendali Rusia, khususnya Krimea, yang dianeksasi oleh Moskow pada 2014, delapan tahun sebelum invasi darat penuh oleh Moskow.
Contoh terbaru adalah serangan pada September terhadap markas komando Armada Laut Hitam Rusia di Sevastopol, dan serangan terhadap kapal patroli dan kapal selam yang ditempatkan di semenanjung tersebut.
Pasukan khusus juga bertanggung jawab atas informasi militer dan operasi psikologis, serta organisasi perlawanan di wilayah pendudukan.
Zelensky sebelumnya memberikan oujian pada militer Ukraina karena berhasil melemahkan militer Moskow di Laut Hitam melalui peningkatan serangan drone udara dan laut terhadap sasaran militer Rusia.
Presiden Ukraina itu menampik kritik Barat bahwa serangan balasan Ukraina yang dilancarkan pada Juni lalu berjalan terlalu lambat.
Panglima Tertinggi Zaluzhniy, dalam sebuah tulisan yang diterbitkan di majalah The Economist minggu ini, mengatakan perang telah memasuki fase statis dan gesekan yang menguntungkan Moskow.