Bisnis.com, JAKARTA- Militer Israel mengatakan pada Rabu (1/11/2023), bahwa sembilan tentara tewas dalam pertempuran di Gaza, tanpa memerinci di mana atau kapan.
Sebelumnya, serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi padat penduduk di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 50 warga Palestina dan seorang komandan Hamas, dan petugas medis berjuang untuk merawat para korban di daerah kantong tersebut. Di lokasi itu, makanan, bahan bakar dan persediaan dasar semakin langka.
Melansir Reuters, militer Israel mengatakan 11 tentara juga tewas dalam pertempuran di Gaza pada hari Selasa (31/1-/2023), kerugian satu hari terbesar bagi angkatan bersenjata sejak kelompok bersenjata Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 300 tentara dan sekitar 1.100 warga sipil.
Radio Angkatan Darat Israel mengatakan sebagian besar korban tewas adalah prajurit infanteri yang kendaraannya terkena rudal anti-lapis baja.
Israel mengirimkan pasukannya ke Gaza setelah berminggu-minggu pemboman udara sebagai pembalasan atas serangan Hamas yang didukung Iran.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan serangan udara di Jabalia, kamp pengungsi terbesar di Gaza, telah menewaskan Ibrahim Biari, seorang komandan Hamas.
Baca Juga
Lusinan pejuang Hamas berada di kompleks terowongan bawah tanah yang sama dengan Biari dan juga tewas ketika terowongan itu runtuh dalam serangan itu, kata juru bicara IDF Letnan Kolonel Jonathan Conricus.
“Saya memahami bahwa hal ini juga menjadi alasan mengapa ada banyak laporan mengenai kerusakan tambahan dan korban di pihak yang tidak bertempur. Kami juga sedang menyelidiki hal tersebut,” katanya.
Adapun, Juru Bicara Hamas Hazem Qassem membantah ada komandan senior yang berada di kamp tersebut, dan menyebut klaim tersebut sebagai dalih Israel untuk membunuh warga sipil. Pejabat kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 50 warga Palestina tewas dan 150 lainnya luka-luka.
Hamas mengatakan ada 400 orang tewas dan terluka di Jabalia, yang menampung keluarga pengungsi akibat perang dengan Israel sejak tahun 1948.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban yang dilaporkan.
Ledakan itu meninggalkan kawah besar yang dikelilingi reruntuhan bangunan. Israel berulang kali memperingatkan warga Gaza untuk mengungsi dari wilayah utara dan meski banyak yang pergi ke selatan, banyak yang tetap tinggal.