Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Akui Ada Warganya Mata-Mata Amerika

Badan mata-mata China mengungkap ada warga negaranya yang dituduh menjadi mata-mata AS.
Ilustrasi bendera nasional China/Bloomberg
Ilustrasi bendera nasional China/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Badan mata-mata terkemuka China mengatakan bahwa seorang warga negaranya yang bekerja di sebuah lembaga pertahanan dituduh menjadi mata-mata Amerika Serikat (AS) pada Minggu (22/10/2023).

Kasusnya itu telah dilimpahkan ke pengadilan di kota barat daya Chengdu untuk diadili. Kasus ini merupakan kasus terbaru saat tingginya komitmen Beijing terhadap keamanan nasional, perluasan undang-undang anti-mata-mata, dan tindakan keras terhadap korupsi dalam negeri.

Stasiun penyiaran pemerintah China, CCTV menyatakan dalam laporan bahwa seorang pria bermarga Hou yang bekerja di sebuah lembaga pertahanan yang dirahasiakan dikirim pada 2013 ke sebuah universitas AS dan dipaksa untuk mengungkap rahasia negara China.

yang mengatakan kegiatan spionase berjalan seiring dengan penipuan, godaan, dan konspirasi, pada Minggu (22/10/2023).

CCTV mengatakan seorang profesor AS yang dekat dengan Hou memperkenalkannya kepada seseorang yang mengaku sebagai karyawan di sebuah perusahaan konsultan.

Melansir CNA, namun karyawan itu sebenarnya adalah petugas intelijen AS yang menggunakan perusahaan tersebut sebagai kedoknya.

Petugas intelijen mendekati Hou untuk menjadi ahli konsultasi di perusahaannya pada bulan berikutnya, menjanjikan pembayaran sebesar US$600-US$700 atau Rp9,5 juta-Rp11 juta setiap kali untuk kualitas layanannya.

Pada saat istri dan putra Hou mengunjungi AS beberapa bulan kemudian, orang Amerika tersebut mengungkap niat sebenarnya dan mengusulkan perubahan dalam cara bekerja sama. 

Menurut CCTV, Hou yang mengkhawatirkan keselamatan istri dan putranya, tetap menyetujui persyaratan tersebut.

Berdasarkan pengaturan itu, dalam banyak pertemuan, Hou diminta untuk mengungkap hal yang sangat rahasia dalam sesi berdurasi satu jam dan akan mendapatkan US$1.000 atau Rp15,9 juta sebagai kompensasi.

CCTV menyatakan bahwa kerja sama berlanjut setelah Hou kembali ke China pada 2014. Dia bertemu dengan intelijen AS saat menghadiri konferensi internasional.

Berdasarkan laporan, dia juga memberikan informasi intelijen di bidang pertahanan nasional dan industri militer atas inisiatifnya sendiri. Setelah diselidiki oleh pemerintah China, Hou ditahan pada Juli 2021 dan didakwa atas dugaan spionase.

Perlu diketahui, China telah menangkap dan menahan puluhan warga negaranya dan asing karena dicurigai melakukan spionase, sehingga meningkatkan kekhawatiran AS atas upaya kontra-spionase yang dilakukannya, dalam beberapa tahun terakhir.

Adapun baru-baru ini, agen mata-mata China menerbitkan rincian terbaru tentang seorang warga negara AS yang dipenjara seumur hidup karena spionase pada awal tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper