Bisnis.com, SOLO - Wakil Sekretaris Badan Advokasi Hukum dan HAM Partai Golkar sekaligus Kader Milenial Partai Golkar Arman Garuda Nusantara menolak keputusan partai yang mengusung Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto pada Sabtu (21/10/2023).
Keputusan itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dalam bentuk Surat Keputusan pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) partai.
Penunjukkan Gibran sebagai cawapres usungan Partai Golkar mendapat kritik dari kadernya sendiri.
Arman Garuda Nusantara yang menjadi Wakil Sekretaris Badan Advokasi Hukum dan HAM Golkar menyatakan penolakan terhadap keputusan tersebut.
"Mau dibawa ke mana arah Perjuangan Partai Golkar ketika mengusung seorang Gibran yang baru menjabat Wali Kota Solo 2 tahun 8 bulan itu pun karena endorse Yang Mulia Tuan Presiden Jokowi, dan sebelumnya tak pernah punya rekam jejak aktif di Organisasi Kepemudaan sama sekali," tulis Arman melalui akun Twitter (X), Sabtu (21/10/2023).
Baca Juga
Saya Arman selaku Wakil Sekretaris Badan Advokasi Hukum dan HAM Partai @golkar_id dan jg Kader Milenial Partai Golkar dgn ini menyatakan Sikap Tegas MENOLAK Keputusan Ketum @airlangga_hrt dalam mengusung @gibran_tweet sbg Cawapres Partai Golkar pada Koalisi Indonesia Maju 2024. https://t.co/P03HQZbDlo
— Arman Garuda Nusantara (@armangn8) October 21, 2023
Arman mengaku sedih dan kecewa dengan keputusan Partai Golkar. Kekecewaan juga ia tujukan kepada Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yang tegas memilih Gibran.
Menurutnya, penunjukan ini mencederai prinsip kaderisasi partai yang sehat. Sebab, Gibran bukan merupakan kader Golkar sebelum diusung jadi cawapres.
"Pertanyaan saya tentu juga yg menjadi pertanyaan para kader Partai Golkar di seluruh Tanah Air Republik Indonesia tercinta ini, apakah tidak ada lagi stok kader Partai Golkar yang bisa diusung untuk menjadi cawapres RI? Di mana mekanisme sistem kaderisasi Partai Golkar?" tulisnya.
Lebih lanjut, Arman menyebut keputusan ini merupakan bentuk kegagalan dari Partai Golkar dalam memunculkan bibit-bibit unggul untuk menjadi pemimpin.
Dia mengaku tak bisa tinggal diam menyaksikan kondisi Partai Golkar saat ini yang menurutnya sudah dalam cengkraman tangan penguasa.
"Kepada saudara-saudaraku para kader Partai Golkar di seluruh Tanah Air Republik Indonesia, pilihan kalian saat ini hanya ada 2: 1. Diam menyaksikan Partai Golkar dibelenggu dan dirusak oleh penguasa atas nama Politik Dinasti; atau 2. Kalian bersikap dengan tegas dalam menolak keputusan Ketua Umum Partai Golkar Bapak Airlangga Hartarto dalam menunjuk dan mengusung Sdr. Gibran sebagai Cawapres RI. Pilihan kalian hanya ada 2 untuk menyelamatkan Partai Golkar dan Tanah Air Republik Indonesia ini," tulis dia.