Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jurnalis Reuters Tewas usai Rudal Israel Hantam Lebanon

Seorang jurnalis video Reuters tewas dan enam jurnalis lainnya terluka di Lebanon ketika rudal yang ditembakkan dari arah Israel menghantam mereka.
Wartawan Reuters Issam Abdallah mengambil foto selfie saat bekerja di Maras, Turki, 11 Februari 2023./Reuters
Wartawan Reuters Issam Abdallah mengambil foto selfie saat bekerja di Maras, Turki, 11 Februari 2023./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Seorang jurnalis video Reuters tewas dan enam jurnalis lainnya terluka di Lebanon selatan pada hari Jumat (13/10/2023), ketika rudal yang ditembakkan dari arah Israel menghantam mereka. 

Melansir dari Reuters, Sabtu (14/10/2023), kelompok jurnalis tersebut, termasuk dari Al Jazeera dan Agence France-Presse, bekerja di dekat Alma al-Shaab, dekat dengan perbatasan Israel, di mana militer Israel dan milisi Hizbullah Lebanon telah saling baku tembak dalam bentrokan di perbatasan. 

Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati dan seorang anggota parlemen Hizbullah menyalahkan insiden tersebut kepada Israel.

Pasukan Israel enggan memberikan komentar terkait kejadian tersebut. Sementara perwakilan Israel untuk PBB Gilad Erdan menyampaikan pihaknya akan menyelidiki kejadian tersebut. Dirinya juga tidak menampik jika rudal tersebut benar adanya milik Israel

"Jelas, kami tidak akan pernah ingin memukul atau membunuh atau menembak wartawan yang sedang melakukan tugasnya. Tapi Anda tahu, kami sedang dalam keadaan perang, hal-hal seperti itu bisa saja terjadi,” katanya.

Erdan menekankan bahwa pihaknya selalu berusaha mengurangi dan menghindari korban sipil. 

"Kami menyesalkan hal tersebut. Kami turut berduka. Dan kami akan menyelidikinya. Saat ini, masih terlalu dini untuk menyebut apa yang terjadi di sana," katanya.

Dalam video yang ditayangkan Reuters, videografer Issam Abdallah terbunuh ketika sedang memberikan sinyal video siaran langsung kepada para penyiar. Kamera diarahkan ke lereng bukit ketika sebuah ledakan keras mengguncang kamera, memenuhi udara dengan asap, dan jeritan terdengar.

"Kami sangat sedih mengetahui bahwa videografer kami, Issam Abdallah, telah terbunuh. Kami segera mencari informasi lebih lanjut, bekerja sama dengan pihak berwenang di wilayah tersebut, dan mendukung keluarga serta rekan-rekan Issam,” kata Reuters.

Sementara dua wartawan Reuters lainnya, Thaer Al-Sudani dan Maher Nazeh, mengalami luka-luka dalam insiden tersebut dan telah keluar dari rumah sakit setelah mendapatkan perawatan medis. 

Nazeh mengatakan bahwa Reuters dan dua organisasi berita lainnya sedang merekam tembakan rudal yang datang dari arah Israel ketika salah satu rudal menghantam Abdallah ketika dia sedang duduk di dinding batu yang rendah di dekat kelompok lainnya. 

Beberapa detik kemudian, sebuah rudal lainnya menghantam mobil yang digunakan oleh kelompok tersebut yang kemudian terbakar.

Sementara media lain, termasuk Associated Press dan Al Jazeera, mengatakan bahwa rudal-rudal tersebut berasal dari Israel, Reuters tidak dapat memastikan apakah rudal-rudal tersebut benar-benar ditembakkan oleh Israel.

Agence France-Presse mengatakan bahwa dua wartawannya terluka.

DI sisi lain, Al Jazeera mengatakan pihaknya menyalahkan Israel atas insiden tersebut, dan mengatakan bahwa semua pihak yang berada di balik tindakan ‘kriminal’ ini harus bertanggung jawab.

"Kendaraan siaran dibom dan dibakar habis meskipun tim kami berada di dekat/berdampingan dengan kru media internasional lainnya di lokasi yang telah disepakati," kata Al Jazeera dalam sebuah pernyataan.

Sebagai informasi, Desa Alma Al-Shaab telah menjadi lokasi bentrokan berulang kali sejak perang meletus di bagian selatan antara Israel dan Hamas, sebuah milisi Palestina yang memiliki hubungan dekat dengan Hizbullah.

Para pejuang Hamas keluar dari Jalur Gaza seminggu yang lalu dan melancarkan serangan mematikan terhadap warga sipil dan tentara Israel, yang memicu pengeboman besar-besaran di Gaza.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Fatima Kanso, ibu dari Abdallah, menyalahkan Israel atas kematian putranya.

"Israel dengan sengaja membunuh anak saya. Mereka semua mengenakan pakaian jurnalis dan ada tulisan 'pers'. Israel tidak bisa menyangkal kejahatan ini," tambahnya.

Sesaat sebelum Abdallah dibunuh, ia mengunggah foto dirinya mengenakan helm dan jaket dengan tulisan "pers" di media sosial.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper