Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa mengatakan bahwa "serangan teror" oleh Hamas tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun, dan Tokyo dengan tegas mengutuk tindakan tersebut.
Demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Jepang, Kamis (12/10/2023), melansir Reuters.
Kamikawa mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen melalui panggilan telepon bahwa Israel mempunyai hak untuk membela diri dan rakyatnya berdasarkan hukum internasional.
Pemerintah Jepang mengatur penerbangan sewaan yang berangkat dari Tel Aviv pada hari Sabtu (14/10/2023) bagi warganya yang ingin meninggalkan Israel, kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno kepada wartawan pada hari Jumat (13/10/2023).
Demo di Australia
Polisi Australia sedang mempertimbangkan untuk menerapkan wewenang khusus yang tidak digunakan sejak kerusuhan ras pada tahun 2005, yang memungkinkan polisi untuk mencari dan meminta identitas tanpa alasan bagi mereka yang menghadiri protes pro-Palestina di Sydney.
Pro-Palestina akan menggelar unjuk rasa pada Minggu (15/10/2023), ketika ketegangan meningkat di negara tersebut setelah serangan berdarah Hamas ke Israel.
Baca Juga
Polisi negara bagian New South Wales mengatakan pada hari Jumat (13/10/2023), bahwa mereka telah meminta nasihat hukum mengenai wewenang khusus yang tidak digunakan sejak kerusuhan ras pada tahun 2005.
Kewenangan ini memungkinkan polisi untuk mencari dan meminta identitas tanpa alasan bagi pihak yang menghadiri protes pro-Palestina di Sydney.
"Jika mereka gagal melakukan hal tersebut, maka ini merupakan sebuah pelanggaran, ini adalah kekuatan yang luar biasa," kata Penjabat Komisaris Dave Hudson dalam konferensi pers.
Polisi memperkirakan lebih dari empat ratus orang akan menghadiri protes di Hyde Park Sydney.
Demonstrasi yang direncanakan tersebut telah memicu perdebatan nasional setelah rekaman dari demonstrasi hari Senin (9/10/2023), yang dilakukan oleh kelompok yang sama menunjukkan orang-orang meneriakkan "gas orang-orang Yahudi". Penyelenggara mengklaim sekelompok antisemit "keji" hadir dan disuruh pergi.
Penyelenggara protes, Palestine Action Group Sydney, mengatakan unjuk rasa hari Minggu (15/10/2023), akan berlangsung tanpa izin polisi.