Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah mulai meminta klarifikasi berbagai pihak terkait soal dugaan tahanan naik ke ruangan pimpinan KPK di lantai 15 Gedung Merah Putih.
Sekadar informasi, Dewas KPK telah menerima laporan berkaitan dengan hal tersebut beberapa waktu lalu. Dalam laporan tersebut, tahanan KPK atas kasus suap penanganan perkara di Mahkamah Agung (MA), Dadan Tri Yudianto, disebut naik ke lantai 15 di mana terdapat ruangan pimpinan KPK, Jumat (28/7/2023).
"Kasus dugaan tahanan atas nama DTY [Dadan Tri Yudianto] yang dibon ke lantai 15 gedung KPK, saat ini sedang dalam proses klarifikasi oleh Dewas ke pihak-pihak terkait," ujar Anggota Dewas KPK Syamsuddin Haris kepada wartawan, Selasa (26/9/2023).
Dalam laporan tersebut, Dewas mengonfirmasi bahwa pimpinan yang dilaporkan bertemu dengan Dadan Tri yakni Wakil Ketua KPK Johanis Tanak. Namun, Johanis telah membantah adanya pertemuan tersebut.
Di samping itu, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata pun ikut membantah hal tersebut. Dia mengatakan bahwa Dadan diminta untuk naik ke lantai 15 Gedung Merah Putih KPK berdasarkan permintaan seorang perwira TNI.
Adapun berdasarkan catatan Bisnis, pada saat itu rombongan Mabes TNI mendatangani Gedung Merah Putih KPK untuk bertemu pimpinan KPK soal penetapan tersangka perwira TNI aktif, yakni Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi. Henri ditetapkan sebagai tersangka dugaan suap pengadaan barang dan jasa di Basarnas.
Baca Juga
Alexander Marwata menegaskan bahwa pertemuan dimaksud bukan terjadi antara pimpinan KPK dan Dadan Tri, melainkan oleh perwira TNI yang datang bersama rombongan Mabes pada hari itu. Dia menyampaikan bahwa hal tersebut tidak lepas dari situasi dan kondisi pertemuan antar dua lembaga itu.
"Berdasarkan situasi saat itulah kemudian ketika rapat selesai, ada salah satu perwira yang mengatakan kenal dengan salah satu tersangka yang ditahan di [Gedung] Merah Putih, dan yang bersangkutan minta izin untuk bertemu. Saya sendiri lupa, saya tekankan silahkan, dengan melihat situasi kondisi saat itu, tetapi saya lupa apakah saya juga menyebut silahkan diterima di lantai 15 karena setelah itu saya langsung pulang," ujarnya pada konferensi pers hari ini, Kamis (21/9/2023).
Alex lalu menegaskan bahwa pimpinan tidak bertemu atau berkeinginan untuk bertemu dengan Dadan Tri Yudianto. Dia hanya mengatakan bahwa penyidik langsung memfasilitasi pertemuan itu sesuai dengan prosedur, yakni dengan menerbitkan bon permintaan mengeluarkan tahanan.
"Sekali lagi pertemuan tahanan dan salah satu anggota perwira TNI tidak bisa dilepaskan sekaligus dari situasi saat itu. Situasi rapat yang terjadi antara KPK dan Puspom TNI. Saya kira itu sudah clear ya," lanjut pimpinan KPK berlatar belakang hakim ad hoc itu.