Bisnis.com, JAKARTA - Penggunaan senjata berat Ukraina yang dipasok oleh Barat dalam pertempuran sengit di pinggiran Bakhmut, menimbulkan korban jiwa yang signifikan di garis musuh.
Didukung setelah perebutan desa utama Klishchiivka pekan lalu, pasukan Ukraina memuji Howitzer 155 milimeter sebagai perlengkapan utama yang disediakan oleh Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya .
Komandan unit Oleksandr mengatakan angkatan bersenjata Ukraina sangat bergantung pada artileri berat, termasuk senjata Krab buatan Polandia dan Howitzer self-propelled M109 buatan AS.
“Bahkan satu senjata pun dapat membalikkan keadaan. Sebuah serangan dapat dihentikan dengan satu senjata tersebut,” katanya dilansir dari Reuters, Minggu (24/9/2023)
Dia menambahkan, Rusia sangat membenci artileri berat Ukraina. Ditambah lagi, Rusia tidak mengetahui jumlah pasokan senjata yang ada.
"Kami terus-terusan menyerang mereka dan mereka terus bertanya-tanya berapa banyak amunisi yang tersisa," imbuhnya.
Baca Juga
Oleksandr menggambarkan Klishchiivka – sebuah desa di ketinggian selatan kota Bakhmut yang hancur – sebagai salah satu tempat yang Rusia masih pertahankan.
Para komandan Ukraina menggambarkan perebutan Klischiivka dan Andriivka di dekatnya sebagai batu loncatan untuk merebut kembali Bakhmut, yang jatuh ke tangan Rusia setelah berbulan-bulan mengalami pertempuran terberat dalam perang tersebut.
Kemajuan ini termasuk yang paling signifikan dalam serangan balasan Ukraina, yang dimulai pada bulan Juni dan berjuang untuk menerobos garis pertahanan Rusia yang sudah mengakar.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan para pejabat senior memuji kemajuan tersebut dan menolak kritik di Barat bahwa serangan balasan berjalan terlalu lambat.