Bisnis.com, JAKARTA - Azerbaijan melancarkan aksi militer di wilayah Nagorno-Karabakh untuk memulihkan ketertiban konstitusional dan mengusir formasi militer Armenia yang berada di sana, sebuah langkah yang dapat menjadi pertanda perang baru di wilayah tersebut.
Penembakan keras terdengar dari rekaman media sosial yang direkam di Stepanakert, Ibu Kota Karabakh, yang disebut Khankendi oleh Azerbaijan, pada Selasa (19/9/2023).
Kementerian Pertahanan Azerbaijan menyatakan niatnya untuk melucuti senjata dan mengamankan penarikan formasi angkatan bersenjata Armenia dari wilayahnya.
Pihaknya hanya menargetkan sasaran militer, bukan dari warga sipil, dengan menggunakan senjata presisi tinggi sebagai upaya untuk memulihkan tatanan konstitusional Republik Azerbaijan.
Melansir Reuters, warga sipil bebas untuk pergi melalui koridor kemanusiaan, termasuk juga satu koridor ke Armenia.
Armenia, yang angkatan bersenjatanya tidak berada di Karabakh, mengatakan melalui kementerian pertahanannya bahwa situasi di perbatasannya dengan Azerbaijan masih stabil.
Baca Juga
Perlu diketahui, Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, yang memiliki populasi etnis Armenia yang sangat banyak dan memisahkan diri dari kendali Baku pada awal 1990an setelah perang.
Azerbaijan merebut kembali sebagian besar wilayah di dalam dan sekitarnya dalam perang 2020, tetapi otoritas etnis Armenia yang menganggap wilayah tersebut sebagai tanah air leluhur mereka, tetap menguasai sebagian Karabakh, termasuk Ibu Kotanya.
Kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh Rusia dan ditegakkan oleh pasukan penjaga perdamaian Rusia tetap rapuh meskipun sering terjadi penembakan dan saling tuduh.
Armenia menuduh Moskow, yang juga terlibat dalam perang di Ukraina, terlalu ikut campur untuk dapat menjamin keamanannya.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pihaknya telah melakukan kontak dengan Azerbaijan dan akan segera mengeluarkan pernyataan.
Pejabat tinggi di pemerintahan etnis Armenia Ruben Vardanyan di Karabakh hingga Februari, menulis di X, terkait serangan Azerbaijan ke Karabakh.
“Azerbaijan telah memulai serangan artileri besar-besaran terhadap Nagorno Karabakh, menargetkan kota-kota dan warga sipil dalam skala besar," ujarnya.
Baku menyatakan telah memberi tahu pasukan penjaga perdamaian Rusia bersama dengan pusat pemantauan Turki-Rusia yang dimaksudkan untuk membantu memastikan gencatan senjata 2020 ditegakkan.
Selain itu, juga mengumumkan operasinya setelah mengeluh bahwa 6 warganya terbunuh oleh ranjau darat dalam dua insiden terpisah, yang mereka tuduhkan dilakukan oleh kelompok bersenjata ilegal Armenia.
Peningkatan ketegangan terjadi sehari setelah makanan dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan dikirim ke Karabakh melalui dua jalan secara bersamaan, sebuah langkah yang tampaknya dapat membantu meredakan ketegangan yang meningkat antara Azerbaijan dan Armenia.
Baku telah memberlakukan pembatasan besar-besaran di koridor Lachin, satu-satunya jalan yang menghubungkan Armenia dengan Karabakh hingga beberapa hari terakhir.
Pihaknya tidak mengizinkan masuknya bantuan dengan alasan bahwa rute tersebut konon digunakan untuk penyelundupan senjata.
Armenia sempat mengatakan bahwa tindakan Baku, telah menyebabkan bencana kemanusiaan, sesuatu yang dibantah oleh Azerbaijan.
Kementerian Luar Negeri Armenia mengatakan bahwa sikap diplomatik Azerbaijan sepertinya sedang mempersiapkan untuk semacam tindakan militer.