Bisnis.com, JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menegaskan tidak pernah mengeluarkan izin praktik dokter gadungan Susanto yang tengah viral di media sosial.
Kasus dokter gadungan bernama Susanto ini viral di media sosial usai identitasnya terungkap sebagai lulusan SMA yang menyamar sebagai dokter di RS PHC Surabaya sejak April 2020.
“Tidak ada sama sekali nama pelaku di IDI Surabaya. Kami juga tidak pernah mengeluarkan rekomendasi atau surat izin praktik untuk dokter gadungan tersebut,” kata Brahmana Askandar selaku Ketua IDI Surabaya dalam konferensi pers, Kamis (14/9/2023).
Menurutnya, IDI Surabaya memiliki sistem keanggotaan yang baik, sehingga akan mudah melakukan pelacakan apabila terdapat masalah.
Dia mengungkapkan, dokter yang datanya diambil Susanto untuk menjalankan aksi penipuan itu juga tak memiliki surat izin praktik di Surabaya, melainkan Kabupaten Bandung.
"Hanya saja kenapa terkait Surabaya, mungkin karena RS PHC itu posisinya di Surabaya. Sudah ada klarifikasi dari Direktur RS PHC,” ungkap Brahmana.
Baca Juga
Dalam kesempatan yang sama, Muhammad Adib Khumaidi selaku Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IDI hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi tiap fasilitas kesehatan (faskes) dalam pelaksanaan rekrutmen.
Terdapat proses krusial sebelum seseorang diberikan penugasan dan kewenangan klinis, yaitu proses credentialing.
“Fase ini yang kemudian sangat penting untuk kemudian bisa menilai apakah orang tersebut betul dokter atau dokteroid [istilah IDI untuk dokter gadungan],” ungkapnya.
Sebelumnya, manajemen PT Pelindo Husada Citra atau Rumah Sakit PHC menyebut dokter gadungan bernama Susanto yang saat ini tengah dalam proses hukum selama ini tidak pernah ditempatkan bekerja melayani pasien di RS PHC Surabaya.
Vice President Public Relation & Subsidiary Management PHC, Irvan Prayogo mengklarifikasi bahwa Susanto yang terindikasi melakukan penipuan dengan memalsukan dokumen kepegawaian merupakan Pekerja Waktu Tertentu (PWT) yang ditempatkan di Klinik Occupational Health & Industrial Hygiene (OHIH) atau klinik perusahaan.
“Jadi yang bersangkutan tidak pernah ditempatkan dan melayani pasien di RS PHC Surabaya,” katanya dikonfirmasi Bisnis, Selasa (12/9/2023).