Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PB IDI Buka Suara Soal Kasus Dokter Gadungan PSS Sleman

PB IDI merekomendasikan dua hal untuk mencegah berulangnya praktik dokter gadungan dalam dunia sepak bola maupun kedokteran olahraga pada umumnya
PB IDI Buka Suara Soal Kasus Dokter Gadungan PSS Sleman. Logo Ikatan Dokter Indonesia (IDI)/Istimewa
PB IDI Buka Suara Soal Kasus Dokter Gadungan PSS Sleman. Logo Ikatan Dokter Indonesia (IDI)/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) buka suara mengenai kasus dokter gadungan (dokteroid) bernama Elwizan Aminuddin yang pernah menangani klub sepak bola PSS Sleman hingga akhirnya ditangkap polisi beberapa waktu lalu.

Anggota Biro Hukum Pembinaan dan Pembelaan Anggota (BHP2A) PB IDI dr. Gregorius Yoga Panji Asmara mengatakan bahwa pihaknya mengidentifikasi beberapa isu hukum dari kejadian tersebut.

“Mulai dari kualifikasi kedokteran, sertifikasi PSSI [Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia], dokter tersertifikasi, pengaturan kedudukan dokter di luar pertandingannya gitu ya, dan juga pertanggungjawaban hukum dokternya seperti apa, ini perlu kita cermati,” kata Gigo, sapaan akrabnya, dalam media briefing virtual pada Selasa (6/2/2024). 

Dia melanjutkan, dalam kasus dokteroid Elwizan tersebut, terdapat permasalahan isu hukum lebih lanjut berupa tidak adanya izin praktik dokter hingga penanganan medis yang dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan.

Oleh sebab itu, untuk mencegah berulangnya praktik dokter gadungan dalam dunia sepak bola maupun kedokteran olahraga pada umumnya, Gigo merekomendasikan dua hal untuk ditindaklanjuti para pelaku kompetisi olahraga.

“Yang pertama melakukan verifikasi data, kemudian yang kedua bermitra dengan fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk verifikasi data, paling mendasar adalah mulai dari KTP, kartu tanda penduduk,” tuturnya.

Langkah berikutnya adalah dengan mengecek ijazah sebagai bukti keabsahan pendidikan dokter melalui Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti). Menurut Gigo, seluruh dokter yang menempuh pendidikan di Indonesia pasti terdata dalam PDDikti.

Para pelaku olahraga kemudian dapat memastikan sertifikasi seorang dokter, yang ditandai dengan surat tanda registrasi (STR), melalui data Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

Verifikasi selanjutnya dapat dilakukan melalui direktori anggota PB IDI. IDI juga dapat mendampingi pemangku kepentingan untuk mengecek keabsahan dokter yang berpraktik di cabang setempat.

“Itu yang verifikasi data. Kemudian rekomendasi kedua mengenai bermitra dengan fasilitas pelayanan kesehatan. Nah, klub, tim olahraga, penyelenggara, atau perhimpunan asosiasi olahraga tertentu dapat mengajukan permohonan mitra ke fasilitas pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, dan praktik mandiri,” sambung Gigo.

Dengan adanya kemitraan tersebut, IDI meyakini bahwa pelayanan kedokteran yang diberikan kepada atlet akan lebih bertanggung jawab, sehingga dapat menghasilkan pemeriksaan yang holistik dan komprehensif.

Sebagai informasi, dokter gadungan bernama Elwizan Aminuddin berhasil ditangkap oleh Polres Sleman pada Rabu (31/1/2024) lalu, usai dua tahun menjadi buronan akibat pemalsuan ijazah dokter.

Tak hanya PSS Sleman, Elwizan pernah mengelabui berbagai klub seperti Persikabo 1973, Kalteng Putra, Persita Tangerang, Barito Putra, Bali United, dan Madura United. Dia juga pernah menjadi dokter Timnas Indonesia pada 2014, serta kembali dipanggil PSSI untuk menangani Timnas Indonesia U-19 pada 2018.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper