Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kim Jong-un Tiba di Rusia, China Perkuat Kerja Sama dengan Korut

China mengatakan bahwa mereka kian berupaya untuk memperdalam kerja sama dengan Korea Utara dalam berbagai bidang.
Ilustrasi bendera nasional China/Bloomberg
Ilustrasi bendera nasional China/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - China mengatakan bahwa mereka kian berupaya untuk memperdalam kerja sama dengan Korea Utara dalam berbagai bidang, ketika Presiden Kim Jong-un tiba di Rusia pada Selasa (12/9/2023).

Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning pada hari yang sama.

“Hubungan China-Korea Utara berkembang dengan baik,” katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNA pada Selasa (12/9/2023).

Mao menambahkan bahwa kedua belah pihak akan segera menerapkan konsensus penting yang telah dicapai oleh Presiden Xi Jinping dan Presiden Kim Jong-un.

Menurutnya, China dan Korut juga akan memperdalam pertukaran dan kerja sama di berbagai bidang, serta mendorong hubungan bilateral agar terus mencapai perkembangan yang lebih besar.

Adapun Kim Jong-un telah tiba di Rusia pada hari Selasa, sebagaimana laporan dari kantor berita negara Rusia Ria Novosti.

Menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Presiden Korut dijadwalkan akan bertemu Presiden Vladimir Putin pada akhir pekan ini di wilayah timur jauh Rusia.

Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama Kim Jong-un ke luar negeri, sejak pandemi Covid-19.

Ketika ditanya apakah Kim juga akan mengunjungi China dalam waktu yang akan datang, Mao belum dapat mengonfirmasi informasi tersebut.

Menurut sejarahnya, Beijing adalah salah satu sekutu dan penyumbang ekonomi terpenting bagi Korea Utara. Hubungan mereka terjalin sejak Perang Korea yang berlangsung pada medio 1950-an.

Para analis menyatakan pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dapat membentuk kembali arah baru.

Korea Utara yang selama ini tertutup dan tidak saling percaya dengan negara lain, kini telah berurusan dengan mitranya di Moskow Rusia.

Saat Kim Jong-un mengunjungi Rusia untuk pertama kalinya pada 2019, pertemuan puncak dengan Putin hampir tidak terlihat, justru lebih mencolok dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan berbagai kunjungan untuk bertemu dengan satu-satunya sekutu dan mitra ekonomi utamanya, China.

Hubungan Korea Utara dengan Rusia menjadi sorotan pada tahun ini, Kim Jong-un memilih Rusia dan bukan China sebagai kunjungan luar negeri pertamanya, sejak sebelum pandemi Covid-19.

Para analis mengatakan bahwa kunjungannya itu meningkatkan prospek bahwa dia mungkin ingin menyeimbangkan dua kekuatan besar di perbatasannya antara satu sama lain.

Menurut analis dari Universitas Federal Timur Jauh Rusia Artyom Lukin mengatakan bahwa masih perlu melihat kemungkinan Putin dan Kim Jong-un menyetujui sesuatu yang substantif seperti kesepakatan senjata atau bantuan ekonomi.

Meski begitu, langkah mereka untuk memperbaiki hubungan dapat berimplikasi pada perang di Ukraina, ketegangan dengan Korea Selatan dan Jepang, dan persaingan China-AS.

"Korea Utara pada dasarnya sendirian, tanpa sekutu sejati. Sekarang Korea Utara membutuhkan sekutu dalam arti politik-militer yang sesungguhnya," katanya dilansir dari Reuters pada Selasa (12/9/2023).

Menurutnya, China akan menjadi sekutu dan pelindung utama Korea Utara, tetapi Rusia juga akan memiliki peran.

"Tidak seperti aliansi Cina-Korea Utara, aliansi Rusia-Korea Utara akan menjadi aliansi yang setara," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper