Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengapresiasi Presiden Republik Prancis Emmanuel Macron karena telah mendatangkan investor Prancis pada sektor strategis di Indonesia.
Hal tersebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Prancis yang digelar pada sela-sela G20 di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India, pada Sabtu, (9/9/2023).
“[Terkait] investasi di sektor strategis saya menghargai Dubes Prancis untuk Indonesia telah bawa calon investor Prancis ke IKN dan menghasilkan 4 LoI [Letter of Intent] untuk dukung pembangunan IKN,” ucapnya dalam pertemuan.
Jokowi berharap kesepakatan antarkedua negara tersebut dapat segera terwujud dalam waktu dekat.
Dalam hal transisi energi, Mantan Gubernur DKI Jakarta periode (2012-2014) itu berharap agar Prancis dapat merealisasikan komitmen untuk proyek transisi energi, termasuk di dalamnya melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP).
“Terkait transisi energi, saya harap Prancis juga dapat merealisasikan komitmen untuk proyek transisi energi, termasuk melalui skema JETP,” ungkapnya.
Baca Juga
Jokowi menyayangkan bahwa perjanjian tersebut masih sebatas di atas kertas, tidak terealisasi sejak rampungnya G20 di Indonesia tahun lalu.
Selain membahas investasi, Jokowi juga meminta dukungan kepada Prancis terhadap proses keanggotaan Indonesia menjadi bagian dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Jokowi mengungkapkan hal tersebut merupakan langkah Indonesia untuk menjadi negara maju.
“Kami telah lakukan berbagai reformasi ekonomi sejalan dengan persyaratan keanggotaan OECD,” tuturnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Jokowi meminta kepada Macron untuk dapat berbagi pengalaman mengenai cara kerja hingga optimalisasi manfaat sebagai anggota OECD.
“Untuk itu, mohon dukungan Prancis terhadap keanggotaan Indonesia termasuk berbagi pengalaman terkait cara kerja dan optimalisasi manfaat keanggotaan di OECD,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga turut menyampaikan apresiasi kepada Prancis yang telah memperlihatkan fleksibilitas posisi atas tindak pelecehan simbol agama dan kitab suci dalam konsep deklarasi G20.
“Ini isu yang sangat penting bagi Indonesia, tindak pelecehan tersebut sangat melukai hati umat muslim dan tidak dapat dibenarkan,” tegas Jokowi.