Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Korban Meninggal Gempa Maroko Bertambah Jadi 2.012 Orang

Sebanyak 2.012 orang meninggal dunia dalam gempa berkekuatan magnitudo 6,8 yang terjadi pada 8 September 2023 waktu seempat
Sebuah bangunan runtuh usai gempa Maroko magnitudo 6,8/reuters
Sebuah bangunan runtuh usai gempa Maroko magnitudo 6,8/reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah korban tewas dalam gempa bumi di Maroko telah meningkat menjadi 2.012 orang dan 2.059 orang terluka.

Banyak korban jiwa terjadi di daerah yang sulit dijangkau di selatan Marrakesh. 

Jumlah korban tewas bisa mencapai ribuan, kata para ahli.

Pusat gempa terletak di Pegunungan Atlas, sekitar 70 km dari Marrakesh, tujuan wisata populer.

Lebih dari 300.000 orang di Marrakesh dan sekitarnya terkena dampaknya, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.

Layanan darurat dikerahkan ke daerah-daerah yang dilanda gempa, ketika Raja Mohammed VI dari Maroko memerintahkan pembentukan komisi bantuan untuk mendistribusikan bantuan kepada para korban yang selamat. Tawaran bantuan internasional mengalir dari negara-negara termasuk Jepang, Perancis dan UEA.

Para saksi mata menggambarkan pemandangan kehancuran di kaki Pegunungan Atlas setelah gempa bumi, di tengah meningkatnya jumlah korban jiwa.

Maroko telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional dan bendera akan dikibarkan setengah tiang.

“Ketika gempa bumi dahsyat jarang terjadi, bangunan-bangunan tidak dibangun dengan cukup kokoh untuk menahan guncangan tanah yang kuat, sehingga banyak bangunan runtuh yang mengakibatkan banyak korban jiwa,” kata Bill McGuire, profesor bahaya geofisika dan iklim di University College London.

Di Marrakesh, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, beberapa bangunan telah runtuh dan retakan besar kini membelah sebagian tembok kota abad pertengahan tersebut.

Stasiun televisi lokal menyiarkan gambar menara masjid yang runtuh, dengan puing-puing tergeletak di atas mobil yang hancur. Lainnya terlihat berteriak-teriak saat berlarian keluar pusat perbelanjaan dan restoran.

Para pejabat berupaya membersihkan jalan sehingga ambulans dan bantuan dapat menjangkau mereka yang terkena dampak - namun jarak yang jauh antara desa-desa di pegunungan berarti perlu waktu untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

Media lokal melaporkan bahwa jalan-jalan menuju kawasan pegunungan dipenuhi kendaraan dan terhalang oleh batu-batu yang runtuh, sehingga memperlambat upaya penyelamatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper