Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) RI Mahfud MD menyinggung kerja sama Politik-Keamanan di Asean dalam Asean Political Security Community Council Meeting (APSCCM).
Dia mengatakan tidak boleh melupakan tantangan-tantangan khusus di kawasan Asean, dan secara eksternal ketegangan geopolitik dan persaingan kini semakin meningkat.
"Hal ini dapat mengarah pada konflik terbuka yang terpaksa harus dihadapi oleh kawasan kita. Dampak kemanusiaan dan sosio-ekonomi dari perang antara Rusia dan Ukraina harus menjadi peringatan," katanya saat membuka APSCCM di Jakarta Convention Center (JCC), pada Senin (4/9/2023).
Mahfud menyatakan tidak boleh membiarkan situasi yang sama terjadi di kawasan dan merusak kemajuan yang telah diupayakan oleh Asean sejak 1967.
"Jika kita tidak mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini, relevansi kita dapat dikompromikan," ujarnya di hadapan delegasi.
Lebih lanjut, dia menjelaskan para pemimpin telah mengadopsi Deklarasi Pemberantasan Perdagangan Orang yang disebabkan oleh penyalahgunaan teknologi, pada Mei lalu.
Baca Juga
"Ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk mendorong implementasinya oleh badan-badan sektoral yang relevan. Kita perlu memastikan pencegahan, penuntutan terhadap pelaku, dan perlindungan korban," ucapnya.
Selanjutnya, dia mengatakan bahwa pencucian uang, obat-obatan terlarang, dan terorisme hanya dapat diatasi dengan kerja sama lintas batas yang lebih kuat.
Selain itu, dia menegaskan bahwa kemajuan yang tidak signifikan dalam konflik di Myanmar telah meninggalkan jejak negatif bagi Asean.
Dia juga mengatakan bahwa pencapaian dalam mengimplementasikan Blueprint APSC 2025 dibayangi oleh kurangnya kemajuan dalam menyelesaikan masalah Myanmar.
"Oleh karena itu, marilah kita bekerja sama dalam meningkatkan kerja sama regional dalam manajemen perbatasan, bantuan hukum lintas batas, dan pertukaran informasi," tambahnya.