Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengaku bingung banyak pihak yang sering keliru mengenai konsep wisata halal yang diartikan secara harfiah sebagai upaya mensyariahkan objek wisata.
Menurutnya, konteks dari wisata halal adalah membuat destinasi yang ada memberikan pelayanan dengan standar halal atau ramah kepada umat Islam pada objek-objek wisata.
"Wisata halal ini saya kira sering ada keliru, banyak ada penolakan karena dianggapnya objek wisatanya yang disyariahkan atau dihalalkan itu, padahal yang dimaksud itu adalah wisata halal itu pelayanannya," katanya dikutip dari YouTube Wakil Presiden, Rabu (30/8/2023).
Orang nomor dua di Indonesia itu pun kembali menuturkan, pelayanan dengan patokan halal tersebut dapat diwujudkan dengan ragam cara, misalnya dengan menyediakan restoran bersertifikasi halal maupun tempat ibadah.
Oleh sebab itu, dia berharap agar ke depan tak ada lagi masyarakat yang keliru dengan wisata halal, mengingat konsep serupa juga sudah diberlakukan di berbagai negara, termasuk China dan Korea Selatan yang mayoritas penduduknya bukan pemeluk agama Islam.
"Saya melihat di Beijing itu mereka menyediakan restoran Islam, tempat salat dan sebagianya, dan saya pernah ke Korea Selatan ada satu delta di antara dua sungai dan di kunjungi oleh seluruh dunia, di situ ada restoran halal, ada tempat salat," ujarnya.
Baca Juga
Mantan ketua umum Majelis Ulama Indonesia ini pun melanjutkan bahwa pengembangan konsep wisata halal memang perlu dilakukan untuk diterapkan karena banyak turis muslim dari berbagai dunia yang ingin berkunjung ke Indonesia.
"Kita Indonesia sekarang sudah mendapatkan nomor satu yang halal, ramah muslim ya, nomor satu kita di dunia dianggapnya. Oleh karena itu ini kita pertahankan," pungkas Ma’ruf.