Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump percaya diri melewatkan debat pendahuluan calon presiden dari Partai Republik pada Rabu (23/8/2023). Dia menyerahkan diri ke penjara Atlanta pada keesokan harinya, yang menurut para analis sebuah tindakan disengaja untuk menjadikan dirinya pusat perhatian.
Terlepas dari tersandung masalah hukum, Trump tetap menjadi kandidat terdepan dari Partai Republik dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024. Para pengamat mengatakan bahwa Trump masih berkuasa di kubu Partai Republik.
Pengamat politik dari Pusat Politik Universitas Virginia Miles Coleman sebelumnya mengatakan Trump harus melapor ke penjara atau menghadapi kemungkinan penangkapan sebelum menyerahkan diri pada Jumat (25/8/2023) sore.
“Tentu saja dia menunggu sampai debat selesai (untuk menyerahkan diri), agar dia bisa menyedot beberapa berita utama. Ini menunjukkan betapa bagusnya Trump yang pada dasarnya adalah seorang pemain sandiwara, mendapatkan hasil sebanyak yang dia bisa dengan hal-hal semacam itu,” katanya, seperti dilansir dari CNA, pada Sabtu (26/8/2023).
Menurutnya, kandidat kuat pemilihan pendahuluan Partai Republik tetaplah dia. Trump masih memegang kendali dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik.
Meski Trump tidak hadir dalam debat pertama Partai Republik, di mana 8 calon presiden tampil dalam perdebatan sengit, Trump tetap menjadi pilihan utama bagi pemilih terdaftar dari Partai Republik.
Baca Juga
Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa dukungannya benar-benar tumbuh meskipun ada dakwaan, dengan keunggulan 20 poin atas saingan terdekatnya, yaitu Gubernur Florida Ron DeSantis.
Walaupun popularitas Trump mungkin masih tinggi, Profesor Emeritus Charles Lipson dari Departemen Ilmu Politik Universitas Chicago mengatakan masalah hukum yang terus berlanjut mungkin akan mendorong beberapa pendukung untuk mulai memeriksa kasus-kasusnya hingga kelelahan.
“Tidak pasti apakah para pemilih akan secara perlahan mempertimbangkan semua masalah hukum yang semakin meningkat. Seiring waktu, (tuduhan) ini mungkin berdampak buruk pada Trump, baik secara pribadi maupun politik, karena para pemilih mulai menilai apakah beberapa tuduhan tersebut benar," ucapnya.