Bisnis.com, JAKARTA - Ali Lamine Zeine, sebagai perdana menteri yang ditunjuk oleh para pemimpin kudeta awal bulan ini, mengatakan bahwa dia tidak melihat niat dari para jenderal yang berkuasa untuk meminta bantuan dari Grup Wagner.
Padahal berdasarkan laporan sebelumnya menunjukkan bahwa pemimpin militer baru negara itu telah menghubungi Wagner di tengah ancaman invasi.
"Jangan mendorong orang Niger untuk pergi ke mitra yang tidak ingin Anda lihat di sini,” Zeine katanya dikutip dari New York Times.
Presiden pro-Barat Niger, Mohamed Bazoum, digulingkan dan ditahan bulan lalu dalam kudeta yang dipimpin oleh Jenderal Abdourahamane Tchiani.
Junta militer mengubah perjanjian perdagangan dan militer dengan Prancis - bekas penguasa kolonial Niger - dan, menurut Associated Press, bertemu dengan perwakilan Grup Wagner di negara tetangga Mali.
Grup Wagner tidak mengomentari apakah pertemuan yang dituduhkan itu terjadi, meskipun kepala PMC, Yevgeny Prigozhin, telah mendukung kudeta tersebut, menyebutnya sebagai "pemberontakan rakyat yang dibenarkan melawan eksploitasi Barat."
Baca Juga
Di AS, Menteri Luar Negeri Antony Blinken menyatakan awal bulan ini bahwa sementara kudeta "tidak didalangi oleh Rusia atau Wagner," Washington yakin tentara bayaran Rusia akan "memanfaatkan" kerusuhan untuk memperluas pengaruhnya di Afrika.