Bisnis.com, JAKARTA - Ukraina telah mulai berdiskusi dengan Swedia terkait kemungkinan menerima beberapa jet JAS Gripen untuk meningkatkan pertahanan udaranya, kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Sabtu (19/8/2023) setelah bertemu dengan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson.
Dilansir dari situs resmi Saab AB, Sabtu (20/8/2023), Saab JAS 39 Gripen adalah pesawat tempur multiperan supersonik ringan bermesin tunggal yang diproduksi oleh perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan Swedia, Saab AB.
Gripen memiliki sayap delta dan konfigurasi canard dengan desain stabilitas yang santai dan kontrol penerbangan fly-by-wire. Pesawat ini sepenuhnya dapat dioperasikan oleh NATO.
Pada tahun 2020, lebih dari 271 Gripen dari semua model, A–F, telah dikirimkan.
Pada tahun 1979, pemerintah Swedia memulai studi pengembangan untuk pesawat tempur, serangan, dan pengintaian (JAS) untuk menggantikan Saab 35 Draken dan 37 Viggen di Angkatan Udara Swedia.
Desain baru dari Saab dipilih dan dikembangkan sebagai JAS 39. Penerbangan pertama dilakukan pada tahun 1988 dengan pengiriman pesawat produksi seri pertama pada tahun 1993.
Baca Juga
Pesawat ini mulai dioperasikan Angkatan Udara Swedia pada tahun 1996.
Varian yang ditingkatkan, menampilkan avionik yang lebih canggih dan adaptasi untuk waktu misi yang lebih lama, mulai memasuki layanan pada tahun 2003.
Semua avionik Gripen sepenuhnya terintegrasi menggunakan lima bus data digital MIL-STD-1553 B yang disebut sebagai fusi sensor.
Integrasi total avionik membuat Gripen menjadi pesawat yang dapat diprogram dan memungkinkan pembaruan perangkat lunak diperkenalkan dari waktu ke waktu untuk meningkatkan kinerja pesawat dan peralatan operasional tambahan.
Gripen kompatibel dengan sejumlah persenjataan yang berbeda, di luar meriam tunggal Mauser BK-27 27 mm pesawat (dihilangkan pada varian dua kursi), termasuk rudal udara-ke-udara seperti AIM-9 Sidewinder, rudal udara-ke-darat seperti AGM-65 Maverick, dan rudal anti-kapal seperti RBS-15.
Dilansir dari The Richest, satu pesawat JAS Gripen bisa menghabiskan biaya sebanyak US$30 juta atau sekitar Rp450 miliar.
Pada tahun 2012, diperkirakan biaya terbaru JAS 39 akan melebihi US$100 juta atau sekitar Rp1,5 triliun.
Saab baru-baru ini menurunkan harga dan sekarang Gripen menjadi pesawat yang diinginkan banyak negara. (Nizar Fachri Rabbani)