Bisnis.com, JAKARTA - Kualitas udara Jakarta tercatat tidak sehat dengan nilai indeks kualitas mencapai 156 AQI US pada hari ini, Minggu (20/8/2023).
Hal tersebut termaktub dalam laman IQ Air, yang mencatatkan tingkat polusi udara di Jakarta dari pantauan pukul 08.20 WIB dipastikan tidak sehat dengan ukuran polutan utama PM2,5.
Adapun tingkat konsentrasi PM2,5 di Jakarta saat ini adalah 13,8 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Suhu udara di Jakarta pagi ini dilaporkan 28 Celsius dengan cuaca berkabut dan kelembapan udara 68 persen. Kecepatan angin mencapai 13 km per jam dengan tekanan 1.012 mbar.
Secara terperinci, kualitas udara Jakarta di sejumlah titik pemantauan makin mengkhawatirkan. Misalnya, Kemayoran, Kemang V, Jeruk purut menjadi top tiga kawasan dengan kualitas dengan indeks masing-masing 183 AQI US, 179 AQI US, dan 175 AQI US.
Dengan demikian, masyarakat diimbau untuk mengenakan masker saat di luar ruangan. Apabila berada di dalam rumah bisa menutup jendela untuk mencegah udara kotor luar masuk, serta menyalakan penyaring udara. Selain itu, menghindari aktivitas luar ruangan.
Baca Juga
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) tengah menyiapkan sejumlah upaya agar aktivitas kantor lebih ramah terhadap lingkungan imbas dari kondisi polusi udara di Jakarta yang semakin buruk. Salah satunya adalah mendorong implementasi bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Direktur Jenderal HAM Dhahana Putra mengatakan bahwa langkah-langkah inovasi maupun inisiatif "hijau" tersebut bertujuan untuk menekan emisi karbon, diperlukan untuk menjawab tantangan polusi Jakarta.
"Dalam jangka pendek, sistem WFH atau kerja hybrid jika dimungkinkan memang perlu dilakukan di kantor-kantor, baik pemerintah maupun swasta. Hal ini juga dalam rangka rangka mengurangi emisi karbon sekaligus melindungi hak atas kesehatan para karyawan maupun pegawai," kata Dhahana belum lama ini.